KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
A.
Pengertian
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Pengertian
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) menurut istilah program keluarga berencana
adalah Kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya belum
menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil (BKKBN,2007). Sedangkan
menurut PKBI, Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana
pasangan tidak menghandaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan.
Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa disegaja
maupun tidak disengaja. Kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat dialami, baik
oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah (PKBI,1998).
Istilah
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan
anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan namun tidak pada saat itu/mistimed pregnancy (Kehamilan terjadi
lebih cepat dari yang telah direncanakan).
B.
Alasan
Kehamilan Tidak Diinginkan
Terdapat
banyak alasan bagi seseorang perempuan tidak menginginkan seorang anak pada
saat tertentu dalam hidupnya. Menurut Kartono Muhamad, ada beberapa alasan yang
membuat kehamilan itu tidak diinginkan, yaitu(Muhamad, 1998: 122 – 126):
a.
Kehamilan yang terjadi
akibat perkosaan
b.
Kehamilan datang pada
saat yang belum diharapkan
c.
Bayi dalam kandungan
ternyata menderita cacat majemuk yang berat
d.
Kehamilan yang terjadi
akibat hubungan seksual diluar nikah
Sedangkan menurut PKBI (1998), banyak
alasan yang dikemukakan mengapa kehamilan tidak diinginkan adalah sebagai
berikut :
a.
Penundaan dan
peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya usia menstruasi pertama
(menarche).
b.
Ketidaktahuan atau
minimnya pengetahuan tentang prilaku seksual yang dapat mengakibatkan
kehamilan.
c.
Tidak menggunakan alat
kontrasepsi, terutama untuk perempuan yang sudah menikah.
d.
Kegagalan alat
kontrasepsi
e.
Kehamilan yang
diakibatkan perkosaan
f.
Kondisi kesehatan ibu
yang tidak mengizinkan kehamilan
g.
Persoalan ekonomi (biaya
untuk melahirkan dan membesarkan anak)
h.
Alasan karir dan masih
sekolah
i.
Kehamilan akibat incest (hubungan seksual yang masih
sedarah)
j.
Kondisi janin yang
dianggap cacat berat dan berjenis kelamin yang tidak diharapkan
C. Akibat
yany Ditimbulkan oleh Kehamilan yang tidak Diinginkan
Berbagai
akibat yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan,
antara lain (PKBI, 1998) :
a.
Kehamilan yang tidak
diinginkan mengakibatkan lahirnya seorang anak yang tidak diinginkan (unwanted child), dimana anak ini akan
mendapat cap buruk dalam sepanjang hidupnya. Masa depan “anak yang tidak
diinginkan ” ini sering mengalami keadaan yang menyedihkan karena anak ini
tidak mendapat kasih sayang dan pengasuhan yang semestinya dari orang tuanya,
selain itu perkembangan psikologinya akan terganggu. Besar kemungkinan bahwa
anak yang tumbuh tanpa kasih sayang dan asuhan ini akan menjadi manusia yang
tidak mengenal kasih sayang terhadap sesamanya.
b.
Terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan juga dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan(aborsi) karena sebagian besar perempuan
yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mengambil keputusan atau jalan keluar
dengan melakukan aborsi, terlebih lagi aborsi yang tidak aman.
ABORSI
A.
Pegertian
Aborsi
Gugur
kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila
janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka
istilahnya adalah kelahiran prematur.
Istilah
abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidupdiluar kandungan.
Abortus
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia
kehamilan 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998 :22 minggu)
Abortus provokatus
Abortus
provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan
cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan
belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun
terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik :
a. Abortus
Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan
disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
b. Abortus
Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi
medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat
atau obat-obat tertentu.
B. Alasan untuk
melakukan tindakan Aborsi
Abortus provokatus
kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa
alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
* Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
* Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
* Kehamilan di luar nikah.
* Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
* Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
* Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).
* Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
* Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
* Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
* Kehamilan di luar nikah.
* Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
* Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
* Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).
* Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
C. Akibat
Abortus Provokatus Kriminalis
Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu :
• Perforasi
• Luka pada serviks uteri
• Pelekatan pada kavum uteri
• Perdarahan
• Infeksi
• Lain-lain
• Perforasi
• Luka pada serviks uteri
• Pelekatan pada kavum uteri
• Perdarahan
• Infeksi
• Lain-lain
Komplikasi yang dapat
timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan
garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan
menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian
pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat
ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah,
dan diare. Secara garis besar tindakan abortus sangat
berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu bisa menyebabkan kematian pada
keduanya.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
A.
Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana
pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit
kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di
kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara
penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau
penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan
seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang
paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada
kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS)
didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme
virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui
hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan
yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak
korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih
belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang
banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
- kemandulan
- kecacatan
- gangguan kehamilan
- kanker
- kematian
Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu :
faktor medis dan faktor sosial.
B.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting
adalah :
Gonoroe
(GO) atau kencing nanah
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi.
Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari
setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit
infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan
yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada
trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum
uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria
gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang premature, kelahiran
premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis
gonokokol ( ophthalmia neonatorum),
manifestasi terserang dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses
persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea
dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis
sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.
a.
Infeksi
Gonoroe pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang
dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa
gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan
menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya
seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan
pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi
sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
b.
Infeksi
Gonoroe pada wanita
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila
telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas
alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang
bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala
klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung, mengeluarkan
keputihan encer seperti nanah.
Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan,
dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius
(bersifat menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang
kencing (uretritis) dengan gejala rasa
sakit saat kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut
saluran kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.
ü Jenis Tes : Pemeriksaan
Nanah
ü Penatalaksanaan
Diagnose gonore dapat dipastikan dengan menemukan N.gonorrhoeaae sebagai penyebab baik secara mikroskopik maupun
kultur (biakan). Sensitivitas dan spesifitas dengan pewarnaan Gram dari sediaan
serviks hanya berkisar antara 45-65%, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas
dengan kultur sebesar 85-95%. Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa
komplikasi adalah pengobatan dosis
tunggal. Pilihan terapi yang direkomendasikan adalah :
Ø Terapi
Gonorrhoea
-
Penisilin (banyak yang
resisten)
-
Cephalosporin :
Cefixime : 400 mg
single dose
Ceftriaxone : 250 mg IM
single dose
Cefotaxime : 500 mg IM
single dose
-
Quinolone (banyak yang
resisten)
-
Spectinomisin : 2 g IM
single dose
Herpes
Simpleks
Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks
tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas,
lelah atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya
(inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia terdapat
pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih
merah, terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang
hebat, sehingga terdapt kesukaran berjalan.
Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat
pengobatan preventif sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan
salep yang mengandung idoksuridin sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan
preparat asiklovir yang cukup memberikan harapan kesembuhan.
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya
melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi
menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang
menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua
tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun. HSV-1
menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa
mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui
hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka
mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan
kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang.
Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling
berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi
nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan
pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang selanutnya
dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerang
(scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk
bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan
berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi
tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi
pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan
sinar ultraviolet.
ü Jenis Tes : Tes Darah
ü Terapi Herpes Simpleks
Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus).
infeksi pada ibu hamil atau ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep
dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.
v Infeksi Primer
-
Acyckivir 3x400 mg dan
Acyclovir 5x200 mg oral (7-10 hari)
-
2x1 g oral (7-10 hari)
v Infeksi
berulang/kambuhan
-
Acyclovir 2x800 mg oral
(5 hari)
-
Valacyclovir 2x500 mg
oral (3 hari)
v Terapi Supresi
: yang sering kambuh (> 6x/tahun)
-
Acyclovir 400 mg oral 2
kali sehari (6 bln- 1 tahun)
-
Valacyclovir 500 mg
oral sekali sehari (1 tahun)
Sifilis atau raja singa
Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas.
yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh
mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darah
dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin yang sedang
berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini
saat persalinan.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu.
Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena
serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan
dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya
tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan sebagiannya, tidak terasa nyeri,
perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus
kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat
menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter
artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
ü Macam-macam sifilis
A.
Sifilis primer
Dalam banyak kasus,
yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa sakit maag di sebut
chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu setelah seseorang
menjadi terinfeksi dengan T. palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva,
vagina atau anus. Hal ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan
bagian tubuh lainnya.
B.
Sifilis sekunder
Gejala yang paling umum
adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar (biasanya cokelat
kemerah-merahan), yang kelompok telah munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan.
Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah
ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
C.
Sifilis laten
Sifilis laten
(tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah dihasilkan antibody terhadap
bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan sifilis
laten secara umum tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak mungkin
untuk mengirim bakteri padaorang lain).
Sifilis laten dapat di
bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada beberapa lama orang
itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak
tahu kapan infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di
bandingkan dengan infeksi laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu
tahun).
D.
Sifilis neurosifilis
Hal ini terjadi ketika
T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang (system saraf pusat).
Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias menyebabkn kerusakan
neurologis yang serius, termasuk kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan
tuli bertahap. Neurosifilis bisa cukup berat sehingga menyebabkan cacat
permanen atau kematian.
ü Jenis Tes : Tes Darah
ü Terapi Sifilis
-
Penisilin
Benzatin
Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat
Procain Benzilpenisilin
: 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari
-
Azitromisin : 500 mg
oral sekali sehari selama 10 hari
-
Cefriaxone : 1-2 g/hari
IM/IV sekali sehari selama 8-10 hari
-
Doksisiklin : 200-300
mg/hari oral selama 10-14 hari
-
Tetrasiklin : 4x500 mg
selama 14 hari
Kondiloma
Akuminata (Kutil)
Kondiloma akuminatum (KA) adalah
infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV)
yang menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit
jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung,
misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada
dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang
seimbang antara pria dan wanita.
Masa inkubasi KA sulit dipastikan,
rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul di liang vagina,
labia mayor dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat yang sering
terkena adalah glans penis (topi baja), batang penis, daerah rambut kemaluan
dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil atau benjolan sewarna
daging, dengan permukaan tidak rata/berbenjol-benjol.
ü Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan
tes darah
ü Terapi Kondiloma Akuminata
~
Obat-obatan:
-
Podofilox 0,5% solution atau gel
2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi
-
Imiquimod 5% cream
Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu
selama 16 minggu, cuci dengan sabun 6-10 jam setelah diaplikasikan.
ü Bedah
-
Cryosurgery
-
Laser eksisi
-
Local eksisi
-
Kauterisasi
Klamidia
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada
manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan
melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat
mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah
dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim
(cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya :
keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma
(epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada
pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius
reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek
maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat reproduksi manusia
dan penyakit mata.
ü Jenis Tes : Pemeriksaan
cairan atau lendir
ü Terapi Klamidia
-
Azitromisin : 1 g oral single dose
-
Doksisiklin : 2x100 mg selama 7 hari
-
Amoksisilin : 3x500 mg oral selama 7
hari
-
Eritromisin : 4x500mg oral selama 7
hari
-
Clarithromisin: 2x250 mg oral selama
7 hari
-
Quinolone :
Levofloksasin : 1x500 mg oral selama
7 hari
Ofloksasin : 2x200 mg oral selama 7
hari
Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :
o
Luka lebih dari diameter 2 cm
o
Cekung, pinggirnya tidak teratur
o
Keluar nanah dan rasa nyeri
o
Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin
o
Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di
lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
o
Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu
hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk
mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan Biakan agar selama seminggu.
Hepatitis
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA
(hepatitis
B)
atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan
perasangan
pada
sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF,
namun
yang
berkaitan dengan PMS adalah B dan C.
Memiliki masa inkubasi
antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang
muncul
meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan
menurun,
otot
pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.
Hepatitis C
Gejala biasanya baru
muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara
lain:lelah,
mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam,
diare dan sakit kuning.
~
Cara Penularan
Mediasi penularan
hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak
disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual
dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita
menstruasi yang melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada
pria pasangannya). Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus
ditegakkan.
ü Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab
tambahan.
Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia,
sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk
adalah kerusakan hati yang serius. Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan
kontak langsung dengan penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif
bijak untuk menghindarinya.
Hepatitis B
HbsAg+ berperan
menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi, antara lain: air mani,
darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia melalui luka yang
terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi bakteri.
ü Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir
pada spesimen tubuh yang terinfeksi, yaitu: darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan
urine penderita.
ü Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis,
interferon.
Istirahat, menghindari
stres, tidak melakukan aktivitas berat dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi
yang seimbang. Selain itu kurangi dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik.
Antibodi virus ini bersifat seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun
masih mungkin terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama
hepatitis akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.
ü Pencegahan
Vaksin yang aman dan
adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6
bulan berturut-turut dan semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk
tidak terpapar spesimen penderita.
HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari
Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya
sistem kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh
kita untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul
setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh
tahun atau lebih. penyabab AIDS adalah lymphadenopaty
associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell
lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga sulit
dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi
menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase
2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang
diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun.
Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa
sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang.
Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak
sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem
kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk
menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4
yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah
cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh
dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan
antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase
3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam
tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang.
Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem
kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan
tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya
gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat
badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa,
infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring
dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti
tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita
didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa
memperlambat perkembangan virus ini.
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan
memakai jarum suntik atau transfusi darah.
gejala yang dapat muncul adalah :
1.
membesarnya kelenjar
getah bening
2.
Panas badan sekitar 38oC
yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya terutama malam
hari.
3.
Berat badan menurun
lebih dari 10%
4.
Napsu makan berkurang
5.
Dapat disertai diare
(sering buang air bersar yang encer)
ü jenis tes :
~
Tes
darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood
~
Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)
C.
CARA
PENULARAN IMS
IMS menular melalui hubungan seks yang
tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
·
Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama).
·
Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
·
Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)
D.
CARA
MENCEGAH IMS
Pencegahan Penularan lewat seks :
ü
Absen dari seks atau
tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk
kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari
pasangan.
ü
Berlaku saling setia
atau berhubungan hanya dengan seorang yang dipastikan hanya berhubungan seks
dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
ü
Cegah infeksi degan
menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan
kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi
darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak
bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik
lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.
MENOPAUSE
Menopause merupakan berhentinya
masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa
menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon.
Menopause berasal dari kata “mens” yang artinya siklus menstruasi dan “pausis
yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan
secara singkat Menopause merupakan masa berhentinya siklus mentruasi seorang wanita.
Menopause dalam bahasa biologis
merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di
pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium
mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami
dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai
pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke
dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon
estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik
fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi
menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
Gambar bagian tubuh wanita ketika menopause
Ketika menopause sudah mendekat,
bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada
usia 40 tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra menopause
mulai terjadi. penelitian mebuktikan, misalnya, bahwa pada usi 40 banyak yang
menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih singkat waktunya dibanding
biasanya, lebih banyak dan atau lebih lama waktunya sebagai tanda akhir
penghabisan masa menstruasi.
Sekitar 80 % wanita mulai
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, namun hanya 10 % saja wanita
berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidak-teraturan siklus yang
berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700
wanita, kebanyakan diantara mereka mengalami tansisi pra menopause yang
berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Pada usia 40, siklus mulai
memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa 28 hari
merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya
12,4 % wanita benar-benar mempunyai siklus 28 hari dan 20 % dari semua wanita
mengalami siklus tidak teratur.
Klimakterium hampir sama dengan
menopause yakni masa yang berawal dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada
awal senium dan terjadi pada wanita di usia 40 – 65 tahun. Masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Gangguan
neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotorik dapat muncul sebagai
gejolak panas ( hot flushes ), mengeluarkan banyak keringat, merasa kedinginan,
sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar-debar, gangguan pernapasan,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
Gangguan psikis ditandai dengan perubahan mood
dan perasaan sensitif, mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat
berkurang dan insomnia. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea,
mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin,
disuria, desensus, prolaps, penyakit kulit klimakterik, osteoporosis,
arthritis, oterosklerosis, skerosis koroner
dan adipositas.
A.
Jenis-Jenis
Menopause
Natural Menopause
Sistem endoktrin merupakan sistem yang kompleks dari
kelenjar yang memproduksi dan sekresi hormon langsung berpengaruh terhadap
sistem sirkulasi ,regulasi,kontrol metabolisme,dan beberapa proses tubuh.Tiga fase
kehidupan berhubungan dengan menopause :
1. Perimenopause
2. Menopause
3. Postmenopause
1. Perimenopause
Perimenopause dimulai dengan munculnya tanda-tanda dan gejala
awal perubahan dari sistem tubuh ketika siklus mensturasi mulai tidak
teratur.Perimenopause dapat terjadi pada awala usia 30-an berakhir 1 tahun
setelah siklus mensturasi berakhir.Rata-rata terjadi pada usia 47-51 tahun. .
Pada
wanita yang perimenopause akan mengalami
a. Penurunan tajam estrogen
b. Meningkatnya hormon gonadotropin
c. Gangguan keseimbangan hormon/menstruasi tidak teratur,
menstruasi anovalati (haid tanpa adanya ovulasi) hanya terdapat rangsangan
estrogen.
d. Menimbulkan gejala klinis : psikologis (takut tua,
takut tidak menarik, emosi labil, lebih cepat marah, sering bersedih, sukar
tidur) dan kardiovaskuler (hot flusher, terasa panas pada pipi, muka dan
lengkuk, sering berdebar, kulit terasa kering dan panas)
2.
Menopause
Menopause adalah masa berakhirnya siklus mensturasi yang
terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode mensturassi.Rata-rata menopause
natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk negara industri,secara umum terjadi
pada usia 40-58 tahun.Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik,merokok,pengangkatan ovarium dan kemoterapi.
3.
Postmenopause
Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi sesudah siklus mensturasi terakhir dan
merupakan periode tahun setelah menopause.
B. Stadium Menopause
1. Menopause prematur (menopause
dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
Wanita yang mengalami
menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti
hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada
dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan
berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian
keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama.
Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang.
Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan
penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
2. Menopause
buatan
Terjadi akibat campur tangan medis yang
menyebabkan berkurangnya
atau berhentinya pelepasan hormon
oleh Ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium
atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi
penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi (pengangkatan
rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap
ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan
menopause.
3. Fisiologi Menopause
Fungsi ovarium ialah untuk menciptakan kehidupan, menjaga hasil pembuahan menjadi manusia. Menyiapkan wanita untuk tugas yang sangat penting ini, hormon-hormon ovarium menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi-fungsi dari organ-organ reproduktif selama pubertas sampai maturitas. Lagipula, semua organ-organ vital penting dan fungsi-fungsi fisiologis secara positif dipengaruhi estrogen, seperti kehamilan mempunyai kebutuhan yang tinggi pada seluruh organ.
Fungsi ovarium ialah untuk menciptakan kehidupan, menjaga hasil pembuahan menjadi manusia. Menyiapkan wanita untuk tugas yang sangat penting ini, hormon-hormon ovarium menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi-fungsi dari organ-organ reproduktif selama pubertas sampai maturitas. Lagipula, semua organ-organ vital penting dan fungsi-fungsi fisiologis secara positif dipengaruhi estrogen, seperti kehamilan mempunyai kebutuhan yang tinggi pada seluruh organ.
Hormon-hormon seks
mempengaruhi keinginan dan perkembangan seksual, ciri-ciri seks sekunder,
misalnya perkembangan payudara. Untuk menjamin keamanan embrio/fetus dan untuk
memenuhi kebutuhan yang tinggi dari kehamilan, hormon-hormon ovarium
menghasilkan efek-efek yang nyata pada mitosis, pertumbuhan dan fungsi organ,
metabolisme umum, fungsi kardiovaskuler dan otak, pada lipid dan protein, pada
fungsi jantung, dan, melalui suatu stimulasi produksi nitroxid (NO),pada
pemeliharaan dan perbaikan fungsi endotel arteri.
Menopause
terjadi ketika jumlah folikel-folikel yang turun dibawah suatu ambang rangsang
yang kritis, kira-kira 1,000 tidak tergantung umur. Wanita bila menjalani
transisi menopause menunjukkan bahwa kadar-kadar estrogen tidak mulai suatu
penurunan yang besar sampai kira-kira satu tahun sebelum menopause. Dalam
penelitian ovarium manusia, percepatan kehilangan mulai ketika seluruh jumlah
folikel-folikel mencapai kira-kira 25.000, suatu jumlah dicapai pada wanita-wanita
normal usia 37-38.
Kehilangan ini berkaitan
dengan suatu peningkatan yang tidak kentara tetapi nyata dalam FSH dan
penurunan dalam inhibin. Percepatan kehilangan agaknya sekunder terhadap
rangsang peningkatan FSH. Perubahan-perubahan ini, termasuk peningkatan dalam
FSH, merefleksikan penurunan kualitas dan kapabilitas dari folikel-folikel yang
tua, dan penurunan sekresi inhibin, produk sel granulosa yang menghasilkan
suatu pengaruh umpan balik negatif pada sekresi FSH oleh kelenjar hipofise. Kemungkinan
bahwa kedua inhibin-A dan inhibin-B berperan, karena kadar inhibin-A dan
inhibin-B fase-luteal menurun dengan usia tua dan mendahului peningkatan FSH.
Peningkatan dalam FSH berkaitan hanya
dengan suatu penurunan inhibin-B, dalam respons, konsentrasi estradiol
meningkat sedikit. Penurunan produksi inhibin dapat merefleksikan dengan baik
suatu pengurangan jumlah folikel-folikel, atau suatu penurunan fungsi kapasitas
dari folikel-folikel yang lebih tua, atau keduanya.Hubungan terbalik dan ketat
antara FSH dan inhibin menunjukkan bahwa inhibin adalah suatu tanda dari
kemampuan folikel ovarium yang sensitif dan, berikutnya, bahwa pengukuran FSH
adalah suatu penaksiran klinis dari inhibin. Karena itu, perubahan-perubahan
pada tahun-tahun reproduktif berikutnya (penurunan inhibin menimbulkan suatu
peningkatan dalam FSH) merefleksikan penurunan reaktivitas folikuler dan
kemampuansebagai ovarium umur tua. Penurunan sekresi inhibin oleh
folikel-folikel ovarium mulai dini sekitar usia 35, tetapi menjadi cepat
sesudah usia 40 tahun. Ini digambarkan dalam penurunan kesuburan yang terjadi
dengan bertambahnya usia/tua).
Tahun-tahun perimenopause adalah periode waktu selama mana kadar FSH pascamenopause (>20 IU/L) dapat dilihat walaupun perdarahan menstruasi terus berlanjut, sementara kadar-kadar LH masih tetap dalam rentang normal. Kadang-kadang, pembentukan dan fungsi korpus luteum terjadi, dan wanita perimenopause tidak aman terhadap risiko dari suatu kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan sampai peningkatan kadar-kadar keduanya FSH (> 20 IU/L) dan LH (> 30 IU/L) dapat ditunjukkan.
Tahun-tahun perimenopause adalah periode waktu selama mana kadar FSH pascamenopause (>20 IU/L) dapat dilihat walaupun perdarahan menstruasi terus berlanjut, sementara kadar-kadar LH masih tetap dalam rentang normal. Kadang-kadang, pembentukan dan fungsi korpus luteum terjadi, dan wanita perimenopause tidak aman terhadap risiko dari suatu kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan sampai peningkatan kadar-kadar keduanya FSH (> 20 IU/L) dan LH (> 30 IU/L) dapat ditunjukkan.
Bahkan dalam kondisi ini,
fluktuasi dapat terjadi, dengan suatu periode dari kegagalan ovarium diikuti
oleh permulaan lagi dari fungsi ovarium. Rekomendasi penggunaan kontrasepsi
sampai status pascamenopause secara definitif ditetapkan adalah bijaksana.
Sekresi yang tidak teratur dari hormon seks berhenti waktu menopause, dan pola
endokrin dalam pascamenopause berbeda sepenuhnya dari fase subur dalam
kehidupan. Sebab utama dari perubahan-perubahan ialah hampir lengkap
berhentinya perkembangan folikel dalam ovarium dan mengakibatkan rendahnya
produksi estrogen.
Selanjutnya, inhibin tidak
dapat diukur sama sekali pada wanita pascamenopause. Karena folikel-folikel
tidak matang ovulasi tidak terjadi; sebagai konsekuensinya, tidak ada korpus
luteum yang berkembang dan tidak ada jumlah progesteron yang bermakna dapat
dihasilkan. Perubahan endokrin yang paling nyata ialah peningkatan drastis dari
konsentrasi FSH dalam serum, yang melebihi kadar folikuler dini oleh suatu
faktor kira-kira 15 dan umumnya lebih tinggi daripada waktu puncak
periovulatoar.
Kadar LH meningkat sedikit
dan tidak selalu diatas konsentrasi puncak masa subur. Kadar yang tinggi dari
FSH dapat, bila perlu,digunakan untuk menaksir apakah menopause sudah terjadi.
Walaupun hal ini biasanya dapat dilakukan tanpa pemeriksaan hormonal, fakta
endokrin mungkin dibutuhkan dalam beberapa kasus-kasus yang jarang. Kadar
gonadotropin mencapai puncaknya dua sampai tiga tahun sesudah menopause,
sesudah itu menurun secara perlahan-lahan. Bahkan setelah 30 tahun, mencapai
nilai premenopause rendah hanya dalam kira-kira sepertiga dari wanita.
Peningkatan FSH dan LH ialah karena rusaknya umpan balik hambatan. Karena tidak ada atau terlalu sedikit, sel-sel folikel yang responsif, ovarium tidak sanggup bereaksi terhadap gonadotropin dan konsekuensinya tidak dapat menghasilkan jumlah hormon seks wanita yang bermakna, estrogen, progesteron dan inhibin. Peranan khusus dari inhibin nyata dari peningkatan yang lebih besar dari FSH. Sementara pembebasan LH dimodulasi oleh seks steroid saja, faktor umpan balik yang prinsip dari ovarium untuk pembebasan FSH ialah inhibin. Kehilangan pascamenopause dariinbihitor FSH khususnya adalah alasan untuk meningkatnya lebih besar FSH dibandingkan dengan LH.
Peningkatan FSH dan LH ialah karena rusaknya umpan balik hambatan. Karena tidak ada atau terlalu sedikit, sel-sel folikel yang responsif, ovarium tidak sanggup bereaksi terhadap gonadotropin dan konsekuensinya tidak dapat menghasilkan jumlah hormon seks wanita yang bermakna, estrogen, progesteron dan inhibin. Peranan khusus dari inhibin nyata dari peningkatan yang lebih besar dari FSH. Sementara pembebasan LH dimodulasi oleh seks steroid saja, faktor umpan balik yang prinsip dari ovarium untuk pembebasan FSH ialah inhibin. Kehilangan pascamenopause dariinbihitor FSH khususnya adalah alasan untuk meningkatnya lebih besar FSH dibandingkan dengan LH.
Bertentangan dengan
inhibin, konsentrasi yang bermakna dari beberapa steroid seks masih dapat
ditemukan dalam sirkulasi perifer wanita-wanita pascamenopause. Ovarium tidak
sepenuhnya berhenti mensintesis hormon-hormon steroid bahkan sesudah menopause:
sel-sel jaringan ikat dalam hilum dan korteks menghasilkan androgen dan bahkan
sejumlah kecil estrogen dan progesteron. Steroid seks juga dihasilkan oleh
beberapa jaringan-jaringanlain seperti lemak (jaringan adiposa) dan
jaringan-jaringan dari uterus, hati, otot, kulit, dan akar rambut, bahkan
bagian dari sistem syaraf dan sumsum tulang sanggup untuk mengaromatisasikan
androgen dan karenanya menghasilkan estrogen. Kelenjar adrenal adalah sumber utama
dari androgen–pascamenopause.
C. Gejala Menopause dan Perimenopause
Gejala Jangka Pendek
1. Vaso motorik
a. Hot flashes
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Respon fluktuasi konsentrasi estradiol, pusat termoregulasi di dalam hipotalamus memacu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai peningkatan suhu kulit. Keluhan hot flases dapat terjadi baik pada kadar estrogen rendah, normal maupun tinggi.
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Respon fluktuasi konsentrasi estradiol, pusat termoregulasi di dalam hipotalamus memacu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai peningkatan suhu kulit. Keluhan hot flases dapat terjadi baik pada kadar estrogen rendah, normal maupun tinggi.
Demikian juga dengan FSH
dan LH. Buktinya penekanan sekresi gonadotropin dengan Gn-RH analog, ternyata
tidak berpengaruh pada hot flases(baziad 2003). Walaupun jelas ada perubahan
fisiologis di awali dengan peningkatan konduktansi kulit dan kemudian
peningkatan temperaturnya, yang merupakan tanda vasodilatasi perifer. Suhu inti
bertahap menurun mulai 0,2° C. Yang mengalami perubahan adalah LH, Cortisol,
DHEA, POM-C. Defisiensi estrogen menyebabkan vasodilatasi dalam hipthalamus.
Vasodilatasi menyebabkan peningkatan temperature hipotalamus dan respon
menurunkan suhu inti tubuh.
b. Gangguan tidur
Merupakan keluhan yang paling banyak ditemui oleh wanita menopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur. Receptor estrogen ditemukan di otak yang mengatur tidur. Penelitian Double Blid, menunjukkan bahwa wanita yang diberi estrogen equin konjugasi memiliki Rapid Eye Movement yang lebih panjang dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk tidur.
Merupakan keluhan yang paling banyak ditemui oleh wanita menopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur. Receptor estrogen ditemukan di otak yang mengatur tidur. Penelitian Double Blid, menunjukkan bahwa wanita yang diberi estrogen equin konjugasi memiliki Rapid Eye Movement yang lebih panjang dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk tidur.
c. Palpitasi.
Penurunan estrogen berpengaruh pada kerja syafaf simpatik dan para simpatik. Salah satu efeknya terjadi palpitasi.
Penurunan estrogen berpengaruh pada kerja syafaf simpatik dan para simpatik. Salah satu efeknya terjadi palpitasi.
d. Sakit kepala
Pada sepertiga wanita keluhan sakit kepala, migrain akan membaik setelah menopause. Namun ada wanita yang bertambah berat setelah memasuki menopause. Migrain yang muncul berhubungan dengan siklus haid diduga berkaitan dengan turunnya kadar estradiol.
Pada sepertiga wanita keluhan sakit kepala, migrain akan membaik setelah menopause. Namun ada wanita yang bertambah berat setelah memasuki menopause. Migrain yang muncul berhubungan dengan siklus haid diduga berkaitan dengan turunnya kadar estradiol.
2. Perubahan Psikis/gejala psikologis
Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan syaraf pusat, suasana hati, fungsi kognitif dan sensorik seseorang. Perubahan ini berdampak pada perubahan psikis yang berat dan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak, menyebabkan sulit berkonsentrasi, dan mudah lupa. Akibat kekurangan estrogen pada wanita menopause timbul keluhan mudah tersinggung dan merasa tertekan. Kejadian depresi ini juga di jumpai pada laki laki.
Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan syaraf pusat, suasana hati, fungsi kognitif dan sensorik seseorang. Perubahan ini berdampak pada perubahan psikis yang berat dan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak, menyebabkan sulit berkonsentrasi, dan mudah lupa. Akibat kekurangan estrogen pada wanita menopause timbul keluhan mudah tersinggung dan merasa tertekan. Kejadian depresi ini juga di jumpai pada laki laki.
Penyebab depresi diduga
akibat berkurangnya serotonin kimia otak. Estrogen menghambat aktifitas Enzim
Mono oksidase (MAO). Enzim ini menyebabkan serotonin dan noradrenalin menjadi
tidak aktif. Kekurangan estrogen menyebabkan kekurangan enzim MAO, buktinya
wanita yang diberi Estrogen, kadar MAO nya menurun dalam plasma.
a. Stres social
Juga dapat mempengaruhi perasaan
sejahtera seorang wanita disekitar masa menopause dan mungkin berhubungan
dengan kejadian-kejadian:
1. Kematian atau sakitnya orang tua.
2. Perpisahan atau ketidakharmonisan perkawinan.
3. Kurangnya kepuasan pada pekerjaan.
4. Penambahan berat badan dan kegemukan.
5. Anak remaja yang ’sulit’ emptyness Syndrom sering dikutip dalam kontek ini, tetapi anak beranjak dewasa yang tetap berada di lingkungan keluarga lebih sering menimbulkan masalah.
Kepribadian, faktor budaya, dan sikap terhadap menopause jelas mempengaruhi insiden gejala psikologis pada masa klimakterik.
1. Kematian atau sakitnya orang tua.
2. Perpisahan atau ketidakharmonisan perkawinan.
3. Kurangnya kepuasan pada pekerjaan.
4. Penambahan berat badan dan kegemukan.
5. Anak remaja yang ’sulit’ emptyness Syndrom sering dikutip dalam kontek ini, tetapi anak beranjak dewasa yang tetap berada di lingkungan keluarga lebih sering menimbulkan masalah.
Kepribadian, faktor budaya, dan sikap terhadap menopause jelas mempengaruhi insiden gejala psikologis pada masa klimakterik.
b. Gejala menengah.
1. Penurunan keinginan berhubungan seksual
Akibat kekurangan estrogen aliran darah ke vagina berkurang, dan sel sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah menjadi cedera. Penelitian membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina dari kekeringan sehingga menimbulkan dispareinea. Nyeri senggama akan semakin buruk jika hubungan seks jarang dilakukan. Pada kadar estrogen yang rendah pun wanita dapat orgasme sampai pasca menopause. Wanita yang mengeluh aktifitas seksualnya menurun, penyebabnya kemungkinan oleh pasangan itu sendiri karena libido dipengaruhi oleh banyak faktor seperti , perasaan, lingkungan dan hormonal. Pengaruh langsung terhadap rendahnya kadar estrogen terhadap libido, hingga kini belum bisa di buktikan. Androgen memiliki peranan penting dalam peningkatan libido, pada wanita yang dilakukan pengangkatan pada kedua ovariumnya penurunan libido betkaitan dengan penurunan kadar androgen.
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.
2. Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi atropi sehingga lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Hal ini terjadi karena vaskularisasi dan aliran darah ke vagina berkurang. Pada oovarektomi Bilateral terjadi penurunan estrogen yang begitu cepat, sehingga kelainan pada vagina terjadi begitu drastis.
1. Penurunan keinginan berhubungan seksual
Akibat kekurangan estrogen aliran darah ke vagina berkurang, dan sel sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah menjadi cedera. Penelitian membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina dari kekeringan sehingga menimbulkan dispareinea. Nyeri senggama akan semakin buruk jika hubungan seks jarang dilakukan. Pada kadar estrogen yang rendah pun wanita dapat orgasme sampai pasca menopause. Wanita yang mengeluh aktifitas seksualnya menurun, penyebabnya kemungkinan oleh pasangan itu sendiri karena libido dipengaruhi oleh banyak faktor seperti , perasaan, lingkungan dan hormonal. Pengaruh langsung terhadap rendahnya kadar estrogen terhadap libido, hingga kini belum bisa di buktikan. Androgen memiliki peranan penting dalam peningkatan libido, pada wanita yang dilakukan pengangkatan pada kedua ovariumnya penurunan libido betkaitan dengan penurunan kadar androgen.
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.
2. Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi atropi sehingga lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Hal ini terjadi karena vaskularisasi dan aliran darah ke vagina berkurang. Pada oovarektomi Bilateral terjadi penurunan estrogen yang begitu cepat, sehingga kelainan pada vagina terjadi begitu drastis.
Pada menopause alami tidak
terjadi terlalu parah. Epitel vagina bereaksi sangat sensitiv terhadap
penurunan kadar estrogen.Pada usia perimenopause, pH meningkat, dan pada pasca
menopause terus meningkat sampai dengan 5,8 sehingga mudah terinfeksi oleh
trichomonas, candida albican, streptoccous, E Coli dan Gonoccus. Estrogen
membuat pH vagina rendah, yang mana pH yang rendah ini memicu sintesis Nitrid
Oxid (NO). NO memiliki sifat bakteriside, juga merupakan radikal bebas yang
menghancurkan mitokondria dan DNA dari sel- sel tumor dan pada membran sel
bakteri serta virus.
NO berfungsi
memfragmentasi dinding kuman tersebut. Jadi NO berkhasiat sebagai pertahanan
tubuh terhadap sel-sel tumor dan serangan kuman. Di vagina juga ditemukan
nitrat, yang oleh bakteri yang terdapat di vagina (Doederlein), tergantung ada
tidaknya glikogen yang disintasis oleh estrogen. Dengan pH yang tinggi
menghambat sintasis dari NO.
3.
Urogenital
Kekurangan estrogen dapat menimbulkan berbagai keluhan yaitu, iritasi, rasa panas, gatal, keputihan, nyeri, berkurangnya cairan, vaginna, dinding vagina berkerut, sering berkemih, tidak dapat menahan kencing, nyeri berkemih dan sering kencing malam. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.
Kekurangan estrogen dapat menimbulkan berbagai keluhan yaitu, iritasi, rasa panas, gatal, keputihan, nyeri, berkurangnya cairan, vaginna, dinding vagina berkerut, sering berkemih, tidak dapat menahan kencing, nyeri berkemih dan sering kencing malam. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.
Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih. Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor
exercise) atau Kegel. Kontraksi otot panggul seperti ketika sedang
mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi
dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi.
Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari)
maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih.
4. Ovarium
Ditemukan hyperplasia struma ovarium, setelah menopause akan berkurang dimana struma ovarium menjadi fibrotik. Pada usia > 30 tahun, ovarium mulai mengecil dan jumlah kista fungsional bertambah, mencapai puncaknya usia 40-45 tahun. Meskipun fungsi ovarium berhenti, ovarium tetap sebagai organ endokrin karena setelah menopause, sel-sel hilus dan sel-sel stromanya masih dapat memproduksi testosterone dan androstendion dalam jumlah besar dan memproduksi estradiol dan progesterone dalam jumlah kecil. Pada wanita yang dilakukan oofarektomi bilateral terjadi penghentian produksi androgen.
5. Uterus.
Memasuki usia pramenopause panjang kavum uteri mulai berkurang, pasca menopause terjadi involusi miometrium. Apabila terdapat mioma uterus, maka miometrium akan mengalami regresi. Hal ini disebabkan karena rendahnya estrogen dalam darah. Endometrium menjadi atropi dan ketebalannya < 5mm. Dinding pembuluh darah menjadi tipis dan rapuh.
4. Ovarium
Ditemukan hyperplasia struma ovarium, setelah menopause akan berkurang dimana struma ovarium menjadi fibrotik. Pada usia > 30 tahun, ovarium mulai mengecil dan jumlah kista fungsional bertambah, mencapai puncaknya usia 40-45 tahun. Meskipun fungsi ovarium berhenti, ovarium tetap sebagai organ endokrin karena setelah menopause, sel-sel hilus dan sel-sel stromanya masih dapat memproduksi testosterone dan androstendion dalam jumlah besar dan memproduksi estradiol dan progesterone dalam jumlah kecil. Pada wanita yang dilakukan oofarektomi bilateral terjadi penghentian produksi androgen.
5. Uterus.
Memasuki usia pramenopause panjang kavum uteri mulai berkurang, pasca menopause terjadi involusi miometrium. Apabila terdapat mioma uterus, maka miometrium akan mengalami regresi. Hal ini disebabkan karena rendahnya estrogen dalam darah. Endometrium menjadi atropi dan ketebalannya < 5mm. Dinding pembuluh darah menjadi tipis dan rapuh.
Hal ini menyebabkan
kadang-kadang terjadi perdarahan pada wanita menopause. Reseptor estrogen masih
ada, sehingga pemberian TSh dapat meningkatkan ketebalan endometrium.
6. Servik
Pada usia perimenopause, serviks juga mengalami proses involusi, serviks berkerut, serta epitelnya tipis dan mudah cidera. Kelenjar endoservikal mengalami atropi, lendir cerviks berkurang. Kekurangan estrogen tidak terlalu berpengaruh terhadap epitel cerviks dibanding pada epitel vagina.
7. Vulva
Involusi vulva terjadi karena usia tua, sedangkan atropi, hilangnya turgor dan elastisistas, sangat dipengaruhi oleh estrogen. Pasca menopause, rambut pubis berkurang, labia mayora dan klitoris mengecil, lemak subkutan berkurang dan distropi. Kulit vulva menjadi atropi, lemak subkutan menjadi berkurang, terjadi perubahan dalam pembentukan epitel korium dan disebut distrofi.
8. Organ lain
a. Rambut.
Pasca menopause rambut pubis, ketiak, pubis, serta rambut di kepala menjadi tipis. Rambut menjadi rontok. Dengan meningkatnya usia terjadi pengurangan jumlah dan besar folikel-folikel rambut. Rambut menjadi putih dikarenakan penurunan aktifitas melanosit dalam matrik folikel rambut. Warna rambut bergantung pada jumlah sintesis melanin, jumlah melanosom dan juga dari ruangan-ruangan diantara tumpukan matrik yang berisi udara. Melanin disintesis di sitoplasma sel-sel melanosit dan dikeluarkan di dalam keratinosit.
Pada usia perimenopause, serviks juga mengalami proses involusi, serviks berkerut, serta epitelnya tipis dan mudah cidera. Kelenjar endoservikal mengalami atropi, lendir cerviks berkurang. Kekurangan estrogen tidak terlalu berpengaruh terhadap epitel cerviks dibanding pada epitel vagina.
7. Vulva
Involusi vulva terjadi karena usia tua, sedangkan atropi, hilangnya turgor dan elastisistas, sangat dipengaruhi oleh estrogen. Pasca menopause, rambut pubis berkurang, labia mayora dan klitoris mengecil, lemak subkutan berkurang dan distropi. Kulit vulva menjadi atropi, lemak subkutan menjadi berkurang, terjadi perubahan dalam pembentukan epitel korium dan disebut distrofi.
8. Organ lain
a. Rambut.
Pasca menopause rambut pubis, ketiak, pubis, serta rambut di kepala menjadi tipis. Rambut menjadi rontok. Dengan meningkatnya usia terjadi pengurangan jumlah dan besar folikel-folikel rambut. Rambut menjadi putih dikarenakan penurunan aktifitas melanosit dalam matrik folikel rambut. Warna rambut bergantung pada jumlah sintesis melanin, jumlah melanosom dan juga dari ruangan-ruangan diantara tumpukan matrik yang berisi udara. Melanin disintesis di sitoplasma sel-sel melanosit dan dikeluarkan di dalam keratinosit.
Rambut hitam terdiri dari
eumelanin dengan jumlah melanosom yang banyak. Rambut coklat terdiri dari
eumelamin dengan jumlah melanosit relative sedikit. Rambut merah terdiri dari
premelanin yang kaya akan sulfur dengan jumlah melanosom yang sangat kecil.
Sintesis melanin dikatalisasi oleh enzim tirosinase. Oleh karena itu estrogen
berfungsi sebagai hormone anti uban. Wanita yang memiliki uban pada usia muda
memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami osteoporosis dibandingkan dengan
wanita tanpa uban.
b. Kulit
Kulit terdiri dari 2 lapisan. Epidermis dengan keratosit dan melanosit. Bagian dalam yaitu dermis mengandung kolagen yang tinggi. Jenis kolagen tertentu di dalam kulit selalu mengalami pembaharuan. Dermis banyak memiliki arteriole yang membentuk tumpukan kapiler di dalam papil-papil, dan sangat berperan di dalam timbulnya semburan panas. Kolagen dan serat elastic berperan dalam stabilitas dan elastisitas kulit. Turgor kulit dapat dipertahankan oleh proteoglikan yang dapat menyimpan air dalam jumlah besar. Estrogen mempengaruhi, terutama kadar kolagen, jumlah proteoglikan dan kadar air dari kulit. Proses penuaan kulit merupakan hal yang kompleks.
b. Kulit
Kulit terdiri dari 2 lapisan. Epidermis dengan keratosit dan melanosit. Bagian dalam yaitu dermis mengandung kolagen yang tinggi. Jenis kolagen tertentu di dalam kulit selalu mengalami pembaharuan. Dermis banyak memiliki arteriole yang membentuk tumpukan kapiler di dalam papil-papil, dan sangat berperan di dalam timbulnya semburan panas. Kolagen dan serat elastic berperan dalam stabilitas dan elastisitas kulit. Turgor kulit dapat dipertahankan oleh proteoglikan yang dapat menyimpan air dalam jumlah besar. Estrogen mempengaruhi, terutama kadar kolagen, jumlah proteoglikan dan kadar air dari kulit. Proses penuaan kulit merupakan hal yang kompleks.
Kulit menjadi tua
disebabkan oleh kerusakan kumulatif oleh sinar ultraviolet dan kekurang
estrogen. Sinar ultraviolet A dan B mengganggu kesehatan kulit. Sinar ultraviolet
A dengan gelombang panjang dapat diserap ke kulit bagian dalam sehingga dapat
menyebabkan kerusakan sel-sel kulit, sedangkan sinar ultraviolet B dapat
menyebabkan kulit terbakar. Kulit kehilangan elastisitas, atopik, tipis, kering
dan berlipat-lipat. Produksi sebum, fungsi kelenjar dan pertumbuhan rambut
menjadi kurang. Kulit mudah cidera dan penyembuhan luka menjadi terganggu.
Kerusakan kulit akibat
terpapar sinar matahari yang terjadi sepanjang hidup dapat menimbulkan keriput
dan bintik-bintik berupa purpura senilis dan keratosis. Merokok dapat
menimbulkan gejala 3 kali lipat. Estrogen mempengaruhi aktifitas metabolik
sel-sel epidermis dan fibroblast, serta aliran darah. Kurangan estrogen dapat
menurunkan mitosis kulit sampai atropi, menyebabkan berkurangknya sintesis
kulit sampai kolagen. Meningkatkan penghancuran kolagen.
c. Mulut dan hidung
Selaput lendir mulut dan hidung menjadi berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan mudah menjadi gingivitis. Kandungan air liur terjadi perubahan. Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi tulang dagu dan gigi mudah rontok.
d. Mata
Kekurangan estrogen menyebabkan atropi kornea dan konjungtiva serta turunya fungsi kelenjar air mata. Perubahan kadar estradiol dan progesterone selama siklus avulatorik dan fase peri/pascamenopause mempengaruhi tekanan intraokuler. Turunnya estradiol serum dapat meningkatkan tekanan bola mata.
e. Otot dan sendi
Banyak wanita mengeluh nyeri otot dan sendi. Timbul osteoartrosis, dan osteoarthritis yang disebabkan kekurangna estrogen karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya tulang rawan menjadi rusak.
c. Mulut dan hidung
Selaput lendir mulut dan hidung menjadi berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan mudah menjadi gingivitis. Kandungan air liur terjadi perubahan. Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi tulang dagu dan gigi mudah rontok.
d. Mata
Kekurangan estrogen menyebabkan atropi kornea dan konjungtiva serta turunya fungsi kelenjar air mata. Perubahan kadar estradiol dan progesterone selama siklus avulatorik dan fase peri/pascamenopause mempengaruhi tekanan intraokuler. Turunnya estradiol serum dapat meningkatkan tekanan bola mata.
e. Otot dan sendi
Banyak wanita mengeluh nyeri otot dan sendi. Timbul osteoartrosis, dan osteoarthritis yang disebabkan kekurangna estrogen karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya tulang rawan menjadi rusak.
f. Saluran
pernafasan
Pada wanita pasca memopause, pada saluran pernafasan terjadi sedikit pengurangan kontraktilitas bronkus, selain ini menderita saluran nafas obstruktif dan spasme bronchial. g. Payudara Kekurangan estrogen mengakibatkan involusi mamae. Pada pasca menopause, payudara menjadi atropi, terjadi pelebaran air susu dan fibrotik. Saluran air susu yang melebar ini berisi cairan, timbul laserasi, dan payudara terasa sakit. Juga dapat muncul kelainan fibrosistik mastopatia. Meskipun kekurangan esterogen, 40 % wanita pasca menopause terjadi proliferasi intraduktal. Pada usia 70 tahun dapat terjadi hyperplasia epitel.
Pada wanita pasca memopause, pada saluran pernafasan terjadi sedikit pengurangan kontraktilitas bronkus, selain ini menderita saluran nafas obstruktif dan spasme bronchial. g. Payudara Kekurangan estrogen mengakibatkan involusi mamae. Pada pasca menopause, payudara menjadi atropi, terjadi pelebaran air susu dan fibrotik. Saluran air susu yang melebar ini berisi cairan, timbul laserasi, dan payudara terasa sakit. Juga dapat muncul kelainan fibrosistik mastopatia. Meskipun kekurangan esterogen, 40 % wanita pasca menopause terjadi proliferasi intraduktal. Pada usia 70 tahun dapat terjadi hyperplasia epitel.
Gejala Jangka
panjang
1. Osteoporosis
Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik progresif yang ditandai berkurangnya massa tulang dan memburuknya mikroarsitektur jaringan tulang. Wanita mencapai kepadatan tulang puncak pada pertengaan 30-an dan setelah itu menurun secara perlahan sampai terjadi akselerasi pesat penurunan massa tulang setelah menopause. Wanita secara alami dikaruniai tulang kurang padat disbanding pria dan risiko fraktur osteoporosis seumur hidup 2 kali lebih besar disbanding dengan pria. Pengurangan estrogen menyebabkan efek resorpsi tulang. Fraktur paling sering pada vertebra sebanyak 32 %, risiko fraktur panggul 16 %, Fraktur pergelangan tangan 15 %. Sebanyak 1-3 % berisiko meninggal akibat komplikasi fraktur panggul.
2. Penyakit cardiovascular
Setelah menopause, terjadi peningkatan mencolok insidesi penyakit cardiovascular dan jantung koroner. Hilangnya fungsi ovarium pada menopause berkaitan dengan penyimpangan pada metabolisme lemak, glukosa, dan insulin serta distribusi lemak tubuh koagulasi dan fungsi arteri. Semula estrogen menjadikan vasoaktif dan meningkatkan aliran darah dengan menjaga agar arteri tetap lemas.
1. Osteoporosis
Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik progresif yang ditandai berkurangnya massa tulang dan memburuknya mikroarsitektur jaringan tulang. Wanita mencapai kepadatan tulang puncak pada pertengaan 30-an dan setelah itu menurun secara perlahan sampai terjadi akselerasi pesat penurunan massa tulang setelah menopause. Wanita secara alami dikaruniai tulang kurang padat disbanding pria dan risiko fraktur osteoporosis seumur hidup 2 kali lebih besar disbanding dengan pria. Pengurangan estrogen menyebabkan efek resorpsi tulang. Fraktur paling sering pada vertebra sebanyak 32 %, risiko fraktur panggul 16 %, Fraktur pergelangan tangan 15 %. Sebanyak 1-3 % berisiko meninggal akibat komplikasi fraktur panggul.
2. Penyakit cardiovascular
Setelah menopause, terjadi peningkatan mencolok insidesi penyakit cardiovascular dan jantung koroner. Hilangnya fungsi ovarium pada menopause berkaitan dengan penyimpangan pada metabolisme lemak, glukosa, dan insulin serta distribusi lemak tubuh koagulasi dan fungsi arteri. Semula estrogen menjadikan vasoaktif dan meningkatkan aliran darah dengan menjaga agar arteri tetap lemas.
Setiap menopause menimbulkan gejala yang
unik.Gejala-gejala tersebut adalah
1.
Sistemik
a.
Fatigue
b.
Penurunan
libido
c.
Cemas,depresi,dan
irritabel
d.
Kesukaran
kognitif
e.
Nyeri
punggung
f.
Kekakuan
2.
Vasomotor
(Sistem Vaskular)
a.
Sakit
kepala
b.
Palpitasi
c.
Keringat
malam
d.
Insomnia
e.
Hot
flashes
f.
Genitourinary
g.
Vagina
terasa kering
h.
Nyeri
saat berhubungan seks
i.
Vagina
terasa gatal atau terbakar
j.
Frekuensi
urine meningkat
Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause.. Hal ini juga
menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhunbungan dengan sistem reproduksi, yang
menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk
panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas
marah, dan depresi.
TSH secara parsial
mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untuk mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan
penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda
yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan
medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala asosiasi dengan menopause, TSH memiliki banyak keuntungan dan bahkan proteksi dari penyakit
tertentu, termasuk osteoporosis, penyakit jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang
berjalan telah menunjukkanbahwa menggunakan TSH, dalam
jangka panjang
itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya
menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.
D. Hormon
yang Berhubungan dengan Terapi Hormon
1.
Estrogen
sebagai karakteristik pada wanita,meliputi :
a. Estradiol
yaitu estrogen yang dibuat sebelum menopause
b. Estrone
yaitu estrogen yang dibuat sesudah menopause diovarium dan jaringan seperti lemak dan disel adrenal.
2.
Estrogen
terkonjugasi (conjugated estrogen)
3.
Estrogen
bioidentical (bioidentical estrogen)
4.
Fitoestrogen
5.
Progesteron
6.
Androgen
E. Mereka yang Bisa
Melakukan Terapi Sulih Hormon :
1.
Wanita yang masih
memiliki rahim, bisa diberikan sulih hormon estrogen kombinasi progesteron.
2.
Bagi yang sudah
tidak memiliki rahim cukup diberikan hormon estrogen.
3.
Perempuan yang masih
mengalami haid diberi hormon gabungan estrogen dan progesteron
F. Indikasi
Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh North American Menopause Society (NAMS), indikasi primer pemberian terapi sulih hormon adalah adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan gejala urogenital. Di Indonesia, terapi sulih hormon diberikan hanya pada pasien menopause dengan keluhan terkait defisiensi estrogen yang mengganggu atau adanya ancaman osteoporosis dengan lama pemberian maksimal 5 tahun.
Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh North American Menopause Society (NAMS), indikasi primer pemberian terapi sulih hormon adalah adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan gejala urogenital. Di Indonesia, terapi sulih hormon diberikan hanya pada pasien menopause dengan keluhan terkait defisiensi estrogen yang mengganggu atau adanya ancaman osteoporosis dengan lama pemberian maksimal 5 tahun.
G. Kontra Indikasi
The American College of Obstetrics and Gynaecologists menetapkan kontra indikasi penggunaan terapi sulih hormon, sebagai berikut:
1. Kehamilan
2. Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
3. Penyakit hepar akut maupun kronik
4. Penyakit trombosis vascular
5. Pasien menolak terapi
The American College of Obstetrics and Gynaecologists menetapkan kontra indikasi penggunaan terapi sulih hormon, sebagai berikut:
1. Kehamilan
2. Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
3. Penyakit hepar akut maupun kronik
4. Penyakit trombosis vascular
5. Pasien menolak terapi
H. Kontra Indikasi Relative
1. Hipertrigliseridemia
2. Riwayat tromboemboli
3. Riwayat keganasan payudara dalam keluarga
4. Gangguan kandung empedu
5. Migrain
6. Mioma uteri
1. Hipertrigliseridemia
2. Riwayat tromboemboli
3. Riwayat keganasan payudara dalam keluarga
4. Gangguan kandung empedu
5. Migrain
6. Mioma uteri
I. Pemeriksaan yang harus dipenuhi
sebelum Pemberian Terapi Sulih Hormon:
1. Diagnosis pasti menopause
2. Penilaian kontra indikasi mutlak dan relative
3. Informed consent mengenai untung rugi penggunaan terapi sulih hormone
4. Pemeriksaan fisik, meliputi tekanan darah dan pemeriksaan payudara dan pelvic
5. Pemeriksaan sitologi serviks dan mamografi harus memberi hasil negative
The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists menyebutkan beberapa kontra indikasi absolut terapi sulih hormon, yaitu karsinoma payudara, kanker endometrium, riwayat tromboemboli vena dan penyakit hati akut.
1. Diagnosis pasti menopause
2. Penilaian kontra indikasi mutlak dan relative
3. Informed consent mengenai untung rugi penggunaan terapi sulih hormone
4. Pemeriksaan fisik, meliputi tekanan darah dan pemeriksaan payudara dan pelvic
5. Pemeriksaan sitologi serviks dan mamografi harus memberi hasil negative
The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists menyebutkan beberapa kontra indikasi absolut terapi sulih hormon, yaitu karsinoma payudara, kanker endometrium, riwayat tromboemboli vena dan penyakit hati akut.
J. Beberapa Cara Pemberian Terapi Sulih
Hormon
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron. Pilihan sediaan yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
a. Sediaan I, yang hanya mengandung estrogen
Sediaan ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus.
b. Sediaan II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
1. Kombinasi sekuensial
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron. Pilihan sediaan yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
a. Sediaan I, yang hanya mengandung estrogen
Sediaan ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus.
b. Sediaan II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
1. Kombinasi sekuensial
Estrogen diberikan kontinyu, dengan progesteron diberikan
secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14 hari) setiap siklus dengan
tujuan mencegah terjadinya hiperplasia endometrium. Lebih sesuai diberikan pada
perempuan pada usia pra atau perimenopause yang masih menginginkan siklus haid.
2.
Estrogen dan progesterone
Diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini akan
menimbulkan amenorea. Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan
bercak. Sediaan ini tepat diberikan pada perempuan pascamenopause.
K.
Bentuk Sediaan
Terapi sulih hormon paling banyak diberikan per oral. Namun, masih banyak lagi metode pemberiannya.
a. Pemberian secara Oral
Estradiol valerat sangat cepat dihidrolisa oleh usus dan dimetabolisme oleh hepar. Kadar maksimum tercapai dalam 6-8 jam dan lambat laun akan turun. Kadarnya tidak akan turun secara tajam, sehingga 24 jam setelah penggunaan kadarnya masih cukup tinggi.
Kadar estradiol serum sangat berbeda pada setiap orang. Kadang-kadang pada pasien tertentu tidak dapat dicapai konsentrasi serum yang cukup sehingga untuk memperoleh konsentrasi yang memadai diperlukan estradiol dosis tinggi, namun pemberian dosis tinggi akan meningkatkan efek samping. Hal ini diatasi dengan micronized estrogen.
Struktur sediaan ini memperbesar permukaan dan mempercepat proses absorpsi, sehingga mengurangi hidrolisa di usus.
Terapi sulih hormon paling banyak diberikan per oral. Namun, masih banyak lagi metode pemberiannya.
a. Pemberian secara Oral
Estradiol valerat sangat cepat dihidrolisa oleh usus dan dimetabolisme oleh hepar. Kadar maksimum tercapai dalam 6-8 jam dan lambat laun akan turun. Kadarnya tidak akan turun secara tajam, sehingga 24 jam setelah penggunaan kadarnya masih cukup tinggi.
Kadar estradiol serum sangat berbeda pada setiap orang. Kadang-kadang pada pasien tertentu tidak dapat dicapai konsentrasi serum yang cukup sehingga untuk memperoleh konsentrasi yang memadai diperlukan estradiol dosis tinggi, namun pemberian dosis tinggi akan meningkatkan efek samping. Hal ini diatasi dengan micronized estrogen.
Struktur sediaan ini memperbesar permukaan dan mempercepat proses absorpsi, sehingga mengurangi hidrolisa di usus.
Agar kadar hormon dalam
serum bertahan cukup lama, sebaiknya estrogen dikonsumsi setelah makan atau
pada saat perut tidak kosong.
Di Amerika Serikat, sulih hormon yang paling banyak diberikan adalah estrogen saja. Estrogen ekuin konjugasi (CEE) merupakan sediaan estrogen yang paling banyak digunakan di AS. CEE merupakan campuran yang terdiri dari estron (50%) dan ekuilin (25%), ditambah dengan 17-hidroksiekuilin, ekuilenin, 17 α-estradiol, and 17α-dihidroekuilenin dalam bentuk ester sulfat.
Di Eropa, sediaan estrogen yang banyak digunakan adalah estradiol valerat dan kombinasi estradiol, estron dan estriol. Estradiol oral akan dimetabolisme menjadi estron di mukosa intestinal dan hepar, sehingga meningkatkan konsentrasi serum estron. Meskipun estron merupakan estrogen yang lemah, namun karena adanya keseimbangan reversible dengan estradiol sehingga dapat bekerja menggantikan estrogen ovarium pada pascamenopause. Bentuk ketiga dari estrogen alami yaitu estriol tidak diubah menjadi estradiol dan hanya memiliki sedikit aktivitas biologis. Hanya 1-2% dari seluruh estriol per oral yang dapat mencapai sirkulasi.
b. Estrogen Transdermal
Terdapat 3 cara pemberian estradiol transdermal, yaitu plester reservoir, plester matriks dan gel. Estrogen dapat secara parenteral untuk menghindari first-pass effect di hepar. Estradiol yang diberikan melalui transdermal terdiri dari hormon dalam solusio alkohol yang diabsorbsi ke dalam sirkulasi secara konstan selama 3-4 hari. Pemberian secara transdermal sangat dianjurkan bagi wanita menopause yang memiliki tekanan darah tinggi, dalam pengobatan dengan obat anti diabetes (OAD) dan riwayat operasi batu empedu.
Estradiol dapat pula diberikan dalam bentuk implan subkutan yang dapat bertahan selama beberapa bulan, namun tingkat penurunan estradiol serum sangat bervariasi dan beberapa wanita mengalami gejala vasomotor meskipun dengan konsentrasi supranormal. Oleh karena itu, pemberian implan tidak boleh diulang hingga konsentrasi estradiol serum sama dengan konsentrasi pada fase mid-folikular siklus menstruasi.
Pemberian estradiol langsung ke dalam sirkulasi juga dapat melalui pesarium atau gel vagina. Resorbsi melalui dinding vagina sangat baik, tanpa melalui metabolisme, sehingga konsentrasi dalam darah bisa sangat tinggi.
Di Amerika Serikat, sulih hormon yang paling banyak diberikan adalah estrogen saja. Estrogen ekuin konjugasi (CEE) merupakan sediaan estrogen yang paling banyak digunakan di AS. CEE merupakan campuran yang terdiri dari estron (50%) dan ekuilin (25%), ditambah dengan 17-hidroksiekuilin, ekuilenin, 17 α-estradiol, and 17α-dihidroekuilenin dalam bentuk ester sulfat.
Di Eropa, sediaan estrogen yang banyak digunakan adalah estradiol valerat dan kombinasi estradiol, estron dan estriol. Estradiol oral akan dimetabolisme menjadi estron di mukosa intestinal dan hepar, sehingga meningkatkan konsentrasi serum estron. Meskipun estron merupakan estrogen yang lemah, namun karena adanya keseimbangan reversible dengan estradiol sehingga dapat bekerja menggantikan estrogen ovarium pada pascamenopause. Bentuk ketiga dari estrogen alami yaitu estriol tidak diubah menjadi estradiol dan hanya memiliki sedikit aktivitas biologis. Hanya 1-2% dari seluruh estriol per oral yang dapat mencapai sirkulasi.
b. Estrogen Transdermal
Terdapat 3 cara pemberian estradiol transdermal, yaitu plester reservoir, plester matriks dan gel. Estrogen dapat secara parenteral untuk menghindari first-pass effect di hepar. Estradiol yang diberikan melalui transdermal terdiri dari hormon dalam solusio alkohol yang diabsorbsi ke dalam sirkulasi secara konstan selama 3-4 hari. Pemberian secara transdermal sangat dianjurkan bagi wanita menopause yang memiliki tekanan darah tinggi, dalam pengobatan dengan obat anti diabetes (OAD) dan riwayat operasi batu empedu.
Estradiol dapat pula diberikan dalam bentuk implan subkutan yang dapat bertahan selama beberapa bulan, namun tingkat penurunan estradiol serum sangat bervariasi dan beberapa wanita mengalami gejala vasomotor meskipun dengan konsentrasi supranormal. Oleh karena itu, pemberian implan tidak boleh diulang hingga konsentrasi estradiol serum sama dengan konsentrasi pada fase mid-folikular siklus menstruasi.
Pemberian estradiol langsung ke dalam sirkulasi juga dapat melalui pesarium atau gel vagina. Resorbsi melalui dinding vagina sangat baik, tanpa melalui metabolisme, sehingga konsentrasi dalam darah bisa sangat tinggi.
L. Sediaan Kombinasi Estrogen dan
Progesteron
Pemberian estrogen saja dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperplasia bahkan karsinoma endometrium, maka wanita yang menggunakan terapi sulih hormon dan tidak menjalani histerektomi diberi progesteron sebagai tambahan. Untuk keperluan ini digunakan progestogen sintetik, sebab progesteron sangat sulit diabsorpsi meskipun diberikan dalam bentuk mikro, selain itu juga sebuah laporan kasus menyebutkan bahwa progesteron menimbulkan efek hipnotik sedatif.
Pemberian estrogen saja dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperplasia bahkan karsinoma endometrium, maka wanita yang menggunakan terapi sulih hormon dan tidak menjalani histerektomi diberi progesteron sebagai tambahan. Untuk keperluan ini digunakan progestogen sintetik, sebab progesteron sangat sulit diabsorpsi meskipun diberikan dalam bentuk mikro, selain itu juga sebuah laporan kasus menyebutkan bahwa progesteron menimbulkan efek hipnotik sedatif.
Progestogen memiliki aktivitas androgenik,
terutama derivat 19-nortestosteron seperti norgestrel dan norethindron
(noretisteron). Sebaliknya, derivat C-21 pregnane seperti medroksiprogesteron
asetat, didrogesteron, medrogeston dan megestrol asetat merupakan androgen yang
sangat lemah. Tiga derivat 19-nortestosteron dengan efek androgenik yang dapat
diabaikan yaitu desogestrel, norgestimate dan gestodene belakangan ini mulai
digunakan sebagai kombinasi kontrasepsi oral dan sulih hormon.
Sediaan sulih hormon yang terdapat di Indonesia adalah:
a) Estrogen, dalam bentuk 17β estradiol, estrogen ekuin konjugasi (CEE), estropipat, estradiol valerat dan estriol.
b) Progestogen, seperti medroksi progesteron asetat (MPA), didrogesteron, noretisteron, linesterenol.
c) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen sekuensial seperti 2 mg estradiol valerat + 10 mg MPA, 2 mg estradiol valerat + 1 mg siproteron asetat, 1-2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
d) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen kontinyu seperti 2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
e) Sediaan yang bersifat estrogen, progesteron dan androgen sekaligus, yaitu tibolon
f) Sediaan plester maupun krim yang berisi estrogen berupa 17β estradiol.
g) Sediaan estrogen dalam bentuk krim vagina yang berisi estriol.
Sediaan sulih hormon yang terdapat di Indonesia adalah:
a) Estrogen, dalam bentuk 17β estradiol, estrogen ekuin konjugasi (CEE), estropipat, estradiol valerat dan estriol.
b) Progestogen, seperti medroksi progesteron asetat (MPA), didrogesteron, noretisteron, linesterenol.
c) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen sekuensial seperti 2 mg estradiol valerat + 10 mg MPA, 2 mg estradiol valerat + 1 mg siproteron asetat, 1-2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
d) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen kontinyu seperti 2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
e) Sediaan yang bersifat estrogen, progesteron dan androgen sekaligus, yaitu tibolon
f) Sediaan plester maupun krim yang berisi estrogen berupa 17β estradiol.
g) Sediaan estrogen dalam bentuk krim vagina yang berisi estriol.
Berdasarkan adanya kecenderungan peningkatan
jumlah wanita pascamenopause pada dekade mendatang, kemungkinan tingkat
morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kronis yang dialami pada masa itu
akan meningkat pula. Sementara, selain untuk menghilangkan gejala menopause,
terapi sulih hormon sudah digunakan untuk pencegahan penyakit kardiovaskular
dan osteoporosis pada wanita pascamenopause.
Penggunaannya didasarkan pada studi
evidence-based terdahulu yang melaporkan terapi sulih hormon terbukti
bermanfaat untuk mencegah osteoporosis dan mengurangi keluhan vasomotor dan
urogenital. Pernyataan terakhir yang dikeluarkan oleh Women’s Health Initiative
(WHI) dan The Heart and Estrogen/Progestin Replacement Trial (HERS) menyebutkan
bahwa terdapat peningkatan risiko untuk PJK, stroke dan kanker payudara pada
pemakaian terapi sulih hormon dalam jangka waktu tertentu, sehingga dibutuhkan
peninjauan ulang penggunaannya pada wanita pascamenopause.
M. Permasalahan
Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah wanita yang mengalami menopause setiap tahunnya yang berdampak pada peningkatan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas wanita pascamenopause. Tata laksana menyeluruh untuk permasalahan ini sangat diperlukan, termasuk di dalamnya penggunaan terapi sulih hormon.
Penelitian mengenai penggunaan terapi sulih hormon umumnya dilakukan pada wanita ras kaukasia. Perbedaan demografi, ras, gaya hidup dan kultur antara wanita negara Barat dengan wanita Asia menyebabkan perlu dilakukan peninjauan kembali mengenai pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia baik yang mencakup indikasi, jenis, dosis dan keamanannya. Pada imbang manfaat-risiko yang dilaporkan, risiko pemakaian terapi sulih hormon baik untuk pencegahan primer dan sekunder berbagai penyakit kronik terkait menopause, secara keseluruhan melebihi manfaat yang didapatkan.
Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah wanita yang mengalami menopause setiap tahunnya yang berdampak pada peningkatan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas wanita pascamenopause. Tata laksana menyeluruh untuk permasalahan ini sangat diperlukan, termasuk di dalamnya penggunaan terapi sulih hormon.
Penelitian mengenai penggunaan terapi sulih hormon umumnya dilakukan pada wanita ras kaukasia. Perbedaan demografi, ras, gaya hidup dan kultur antara wanita negara Barat dengan wanita Asia menyebabkan perlu dilakukan peninjauan kembali mengenai pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia baik yang mencakup indikasi, jenis, dosis dan keamanannya. Pada imbang manfaat-risiko yang dilaporkan, risiko pemakaian terapi sulih hormon baik untuk pencegahan primer dan sekunder berbagai penyakit kronik terkait menopause, secara keseluruhan melebihi manfaat yang didapatkan.
N.
Lama Penggunaan
The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists dalam panduannya menyatakan tidak ada aturan mengenai lama penggunaan terapi sulih hormon, tetapi berdasarkan hasil studi WHI disarankan agar berhati-hati bila meresepkan terapi sulih hormon jangka panjang.
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai berikut:
1. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon sistemik selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.
2. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital, pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal tidak diterangkan dengan jelas.
3. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek keamanan penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.
The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists dalam panduannya menyatakan tidak ada aturan mengenai lama penggunaan terapi sulih hormon, tetapi berdasarkan hasil studi WHI disarankan agar berhati-hati bila meresepkan terapi sulih hormon jangka panjang.
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai berikut:
1. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon sistemik selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.
2. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital, pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal tidak diterangkan dengan jelas.
3. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek keamanan penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.
O.
Efek Samping Terapi Sulih Hormon
Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga
atau empat dasawarsa, tubuh wanita mengalami siklus hormonal teratur, hal
ini memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan anak. Estrogen dan hormon lainnya, progesterone,
dikeluarkan
oleh ovarium selama ovulasi, sebulan proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan untuk fertilization
dengan sperma.
Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara progesterone mempengaruhi
lapisan permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen
beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain
dari tubuh, termasuk otak, pembuluh darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an, secara berangsur-angsur ovarie
berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan tingkat estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun,
estrogen ini tidak lagi diproduksi yang menyebabkan berbagai, perubahan dalam
organ tubuh
termasuk vagina, rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan
otak.
Pada beberapa wanita, perubahan ini memicu efek samping tak enak. Gejala yang biasa berasosiasi dengan menopause termasuk flush. Tahap ini bisa terjadi beberapa menit, bahkan
secara mendadak
akan terasa sangat panas di muka dan bagian tubuh atas, beserta keringat yang
bercucuran.
Palpasi pada jantung dan perasaan lemas dapat juga terjadi. Flashe diakibatkan oleh
hilangnya estrogen pada sistem signaling hormon dari otak yang dikenal
sebagai
hypothalamu, yang terletak di daerah sistem pengatur suhu tubuh.
Gejala lainnya menopause yang
mempengaruhi wanita meliputi perubahan pada bahan pelapis dan
elastisitas vagina. Vagina mungkin mengerut dan menjadi cenderung akan kekeringan, mendorong ke arah sakit selama
hubungan seksual. Sejumlah perubahan perasaan emosional dan kejiwaan terjadi selama menopause tersebut, pada beberapa wanita biasa berakibat hilangnya siklus tidur, hilangnya libido, sebagian kehilangan ingatan dan depresi.
Penurunan tingkat estrogen pada wanita menopause merupakan hal yang
menarik bagi dokter dan pasien selama bertahun-tahun. Estrogen sintesis telah
dikembangkan sejak 1920 samapi pertengahan 1930 yang bertujuan untuk
menghilnagkan gejala-gejala menopause. Pada pertengahan tahun 1960 buku ‘feminin forever’ menggunakan estrogen buatan sebagai cara untuk tetap menjadi awet muda dan cantik. Penggunaan TSH mengurangi secara drastic hubungan diantara penggunaan dari estrogen buatan
dan resiko tinggi kanker endometrial di tahun
1970.
Penggunaan TSH secara
bertahap meningkat sejak tanuh bila riset jangka panjang menunjukkan efek protektif TSH melawan osteoporosis dan penyakit jantung. Memperbaiki waktu pemulihan dan sistem penghantaran
pada tubuh menjadikan penggunaan TSH meningkat di USA. Mengurangi resiko kanker
endometrial, dokter jauh lebih mungkin memberi dosis lebih rendah estrogen dan dikombinasi dengan progesterone.
Selanjutnya, banyak perbedaan formulasi dan dosis
yang sekarang diizinkan dokter ke tiap pasien lebih baik agar TSH dapat berjalan optimal. Meskipun kita ketahui lebih banyak TSH
pada hari ini masih diliputi oleh kontroversi anatara resiko dan keuntungannya.
Bagi wanita yang menggunakan
TSH sering terjadi peningkatan resiko kanker endometrial dan kanker payudara
sehubungan dengan penggunaan estrogen, terkhusus untuk memperpanjang waktu penggunaan, akan menimbulkan efek samping seperti mual, pendarahan tak dapat diramalkan, bloating, dan fluktuasi keadaan pikiran.
Suatu alasan bagi yang mengguankan TSH
menyatakan bahwa hal itu tidak hanya meringankan gejala menopause tapi juga
mengurangi
resiko osteoporosis, penyakit jantung dan alzheimer. Penyakit tersebut lebih banyak resikonya dibandingkan
dengan kanker pada sehat wanita di masa postmenopausal.
Sampai lebih banyak informasi efek tentang TSH
hubungannya dengan penyakit, setiap wanita harus membantu dokternya, menimbang resiko dan keuntungan-keuntungan
penggunaannya. Bagaimanapun penggunaan TSH pada wanita tergantung pada
banyak faktor, termasuk bagaimana dia melihat resiko dan keuntungan-keuntungan TSH dibandingkan dengan potensi resiko yang akan
dihadapinya serta berbagai macam penyakit yang kemungkinan timbul selama
pengobatan.
Diakhir 1960 dan awal 1970, ketika terapi estrogen pertama
kali meluas diberi kepada wanita menopause, dokter memperingatkan akan adanya
kemungkinan bertambahnya kasus kanker endometrium. Peresepan untuk estrogen kemudian menjadi sangat
menurun, sampai ditemukannya metode untuk menggabungkan progesterone dengan estrogen. Progesterone sebagai bagian dari siklus
mentruasi secara alami menetralkan efek estrogen di endometrium.
Bagi wanita yang memilih terapi ini, TSH digunakan dalam
pola yang berbeda dengan hanya menggunakan estrogen saja, biasanya itu digunakan bagi waniya
yang telah melakukan histerektomi ( pemindahan berkenaan dengan pembedahan rahim dan ovarium). Bermacam-macam jenis dan takaran
estrogen dapat diberikan dalam wujud pil harian atau
pil. Penggunaan yang umum berupa pil
estrogen konjugasi yang dicampur air kencing kuda yang hamil. Estrogen juga dapat diberikan sebagai patch transdermal yang ditancapkan dikulit dan diganti setiap beberapa hari; patch ini
berfungsi untuk
terus mengeluarkan estrogen ke aliran darah.
Saat ini dokter biasa menetapkan
jenis TSH yang merupakan kombinasi estrogen dan
progesterone sintetis, yang
dikenal sebagai
progestin. Kedua hormon mungkin pemberiannya dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan
memberikan estrogen setiap hari dan ditambahkan progestin pada selama 12 hari
dalam sebulan. Estrogen dan progestin juga biasa diberikan dalam wujud pil gabungan yang diminun
setiap hari. Kira-kira
90 persen wanita dengan rahim yang utuh kembali mengalami menstruasi selama terapi n gabungan estrogen dan progestin.
Inilah yang juga menjadi alasan wanita menggunakan TSH.
Seperti semua obat lainnya, sulih hormon dapat menimbulkan efek samping. Efek samping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual, kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat jarang. Perlu untuk menginformasikan kepada pasien bahwa mastalgia tidak berkaitan dengan kanker payudara. Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain retensi cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat, gangguan mood dan gejala seperti gejala pramenstrual.
Perdarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan pasien. Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan perdarahan vagina yang tidak dapat diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan. Sebanyak 5-20% dari wanita ini bisa pernah mengalami amenorea dan mungkin beralih ke terapi hormon siklik yang memberikan pola perdarahan yang lebih dapat diprediksi. Keluhan-keluhan ini menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau dengan mengganti jenis dan dosis sulih hormon. Pada pemakaian plester dapat terjadi iritasi kulit.
Banyak orang berpendapat bahwa pemakaian terapi sulih hormon dapat menyebabkan penambahan berat badan namun berbagai penelitian tidak membuktikan adanya hubungan antara sulih hormon dengan kenaikan berat badan permanen. Nafsu makan memang meningkat, namun diperkirakan akibat wanita tersebut merasa sehat dan nyaman. Pemberian terapi sulih hormon mempengaruhi distribusi lemak, terutama pada panggul dan paha, namun tidak pada perut. Perlu diingat bahwa 45% wanita mengalami kenaikan berat badan pada usia 50-60 tahun meskipun mereka tidak mendapatkan terapi sulih hormon.
Seperti semua obat lainnya, sulih hormon dapat menimbulkan efek samping. Efek samping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual, kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat jarang. Perlu untuk menginformasikan kepada pasien bahwa mastalgia tidak berkaitan dengan kanker payudara. Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain retensi cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat, gangguan mood dan gejala seperti gejala pramenstrual.
Perdarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan pasien. Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan perdarahan vagina yang tidak dapat diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan. Sebanyak 5-20% dari wanita ini bisa pernah mengalami amenorea dan mungkin beralih ke terapi hormon siklik yang memberikan pola perdarahan yang lebih dapat diprediksi. Keluhan-keluhan ini menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau dengan mengganti jenis dan dosis sulih hormon. Pada pemakaian plester dapat terjadi iritasi kulit.
Banyak orang berpendapat bahwa pemakaian terapi sulih hormon dapat menyebabkan penambahan berat badan namun berbagai penelitian tidak membuktikan adanya hubungan antara sulih hormon dengan kenaikan berat badan permanen. Nafsu makan memang meningkat, namun diperkirakan akibat wanita tersebut merasa sehat dan nyaman. Pemberian terapi sulih hormon mempengaruhi distribusi lemak, terutama pada panggul dan paha, namun tidak pada perut. Perlu diingat bahwa 45% wanita mengalami kenaikan berat badan pada usia 50-60 tahun meskipun mereka tidak mendapatkan terapi sulih hormon.
terhadap dua komponen di atas tidak efektif.
Alat
kontrasepsi dalam rahim yang mensekresikan levonorgestrel dan supositoria
vagina yang mengandung progesteron diabsorbsi sangat minimum secara sistemik,
namun tetap memberikan perlindungan optimal terhadap endometrium. Menggunakan
progestogen siklik selama 14 hari penuh tetapi hanya setiap 3 bulan, juga
meminimalkan frekuensi efek samping. Tetapi belum diketahui apakah sediaan ini
menyediakan perlindungan terhadap endometrium sebaik terapi hormon standar yang
diberikan setiap bulan.
.
ANDROPAUSE
Seperti halnya pada wanita,
pada Usia tua pria mengalami keadaan
yang disebut andropause pada pria
terjadi secara perlahan dan pada usia yang lebih lanjut, akibat penurunan
secara perlahan kadar hormon
testosteron, androgen, hormon pertumbuhan, melatonin, dll. Keadaan ini biasanya
terjadi pada usia 55 tahun keatas.
Masalah Kesehatan Akibat Andropause
Berkurangnya beberapa hormon tersebut, akan
mengakibatkan beberapa keluhan, antara lain :
1. Keluhan
Seksual.
Kekurangan
hormon testosteron akan mengurangi keinginan seksual (libido) dan gangguan
ereksi pada lelaki.
2. Penurunan
kekuatan otot.
Menurunanya
beberapa hormon androgen pada laki-laki, akan mengakibatkan penurunan
metabolisme protein, oksidasi lemak, peningkatan timbunan lemak dan penurunan kekuatan otot. Akibatnya
terjadi penurunan massa otot bila dibandingkan massa otot pada usia muda.
1.
Osteoporosis.
Kejadian Osteoporosis pada laki-laki tidak
sebanyak pada wanita, karena massa tulang laki-laki lebih besar.
Osteoporosis pada laki-laki dapat
diperberat oleh penggunaan alcohol,kortikosteroid,
factor genetic, pe;nuaan.
2.
Kepikunan/demensia Alzheimer.
Penurunan
kadar testosteron pada laki-laki
akan mempengaruhi daya ingat dan fongsi kognitifnya. Pada kondisi yang berat akan terjadi gejala kepikunan
hebat, yang disebut sebagai kepikunan
Alzheimer.
GANGGUAN HAID
A.Pengertian gangguan
haid
Gangguan haid adalah perdarahan haid
yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah
haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal:
Fisiologi haid normal:
- Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
- Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
- Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
- Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum
- Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
- Umur korpus luteum ±10-14 hr
- Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
- Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
B. Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
Digolongkan dalam :
- Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
- Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
- Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
- Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut
- Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
- Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
- Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
- Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
- Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
- Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
- Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
1
- Perdarahan bercak
- Premenstrual spotting
- Postmenstrual spotting
- Perdarahan uterus disfungsional
- Gangguan lain berhubungan dengan haid :
- Metroragi (haid diluar siklus)
- Dismenore (nyeri bila haid)
- Premenstrual tension (ketegangan haid)
C
.Kelainan Panjang Siklus Haid :
Poliminore : Definisi
polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35).
Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus
anovulatoar.
Kausa :
· Anovulasi
karena gangguan hormonal
· Insufisiensi
korpus luteum (fase luteal memendek)
· Fase
folikuler memendek
Penanganan :
· Pada
kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
· Pada
insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
· Pada
fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
Oligomenore : Definisi oligomenore
adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang
dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
Kausa :
· Fase
folikuler memanjang
· Fase
sekresi memanjang 2
Penanganan :
· Tidak
diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
· Indukasi
ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
D.Macam-macam gangguan
Pada Waktu Haid:
1.Amenore
Definisi
Amenore
Amenorea adalah
keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi
pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak
terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak
terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid
sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
- Pubertas terlambat
- Kegagalan dari fungsi indung telur
- Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
- Gangguan pada susunan saraf pusat
- Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah
kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika
sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
3
- Obat-obatan
- Stres dan depresi
- Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
- Gangguan hipotalamus dan hipofisis
- Gangguan indung telur
- Penyakit kronik
Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah
tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan
seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau
kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah
pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan
terjadinya amenorea.
2.
Oligomenorea
Definisi
Oligomenore
Oligomenorea merupakan
suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid
yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid
berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Penyebab
Oligomenorea biasanya
terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya
siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang
terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid
pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena
kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul
gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
4
Disamping itu,
oligomenorea dapat juga terjadi pada:
- Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
- Stres dan depresi
- Sakit kronik
- Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
- Penurunan berat badan berlebihan
- Olahraga berlebihan, misal atlit
- Adanya tumor yang melepaskan estrogen
- Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
- Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea
tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan
gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika
oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan
kesuburan.
3.
Polimenorea
Definisi
Polimenore
Ketika seorang wanita
mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21
hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea
akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang
teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari
biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu
perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia,
haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit.
Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini
tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya.
Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
5
hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat
mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau
memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal
sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat
terjadi pada:
- 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
- Beberapa tahun menjelang menopause
- Gangguan indung telur
- Stress dan depresi
- Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
- Penurunan berat badan berlebihan
- Obesitas
- Olahraga berlebihan, misal atlit
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat
sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus
segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea
yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh
akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan
menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita
dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
4.
Menoragia atau Hipermenorea
Definisi
Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau
hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari
80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai
dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara
21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
6
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami
beberapa gejala seperti:
- Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
- Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
- haid berlangsung lebih dari 7 hari
- Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
- Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat
terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
- infeksi saluran reporduksi
- kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
- Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2. Kelainan hormon endokrin misal akibat
kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus
anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya
mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim
dan lain sebagainya.
4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian
IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan
obat-obatan antikoagulan.
7
5.
Hipomenorea
Definisi
Hipmenorea
Hipomenorea adalah
perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena
kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal.
6.
Metroragia
Definisi
Metroragia
Metroragia adalah
perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada
metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang
dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa
bercak
Klasifikasi
- Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
- Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat
disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma
cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia), hormonal.
8
2. Perdarahan fungsional:
- Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
- Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari
sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung.
Terjadi karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesterom
menjelang menstruasi.
Pre menstrual
tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik
dari pre menstrual
tension adalah gangguan
emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa
tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
9
Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Gambar siklus
terjadinya haid:
PENYAKIT RADANG PANGGUL/PELVIC INFLAMANTORY DISEASE
I.
Pengertian
Penyakit Radang Panggul (Pelvic
Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii. Peradangan
tuba falopi terutama terjadi pada wanita yang aktif secara seksual . Resiko terutama ditemukan pada wanita yang
memakai IUD. Yang termasuk dalam PID antara lain : endometritis, metritis,
parametritis, salpingitis dan adnexitis.
a.
Endometritis
Endometritis adalah radangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan
oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari
endometrium.
Gambar
I.1 Endometritis
b.
Mertitis
Metritis adalah radang miometrium. Mimetritis akut biasanya terdapat pada
abortus septic atau infeksi post partum. Metritis adalah infeksi post partum.
Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian
dari infeksi yang lebih luas. Pada
penyakit metritis menunjukkaan reaksi radang berua pembengkakan dan infiltrasi
sel-sel radang.
Gambar I.2 Mertitis
c. Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang
dapat terjadi beberapa jalan: Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang
terinfeksi atau dari endometritisPenyebaran langsung dari luka pada serviks
yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
Gambar I.3 Parametritis
d.
Salpingitis
Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester
pertama kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai
endosalping. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat
total kavum uteri alam trimester kedua, lintasan untuk penyebaran bakteri yang
asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi
akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium
dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu.
Gambar I.4
Salpingitis
e.
Adnexitis
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang
biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar
keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal
lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan sekitarnya.
Gambar I.5 Adeksitis
II.
Epitologi/
Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu
dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang
panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah
tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang
baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Wanita yang aktif secara
seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang
panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti
pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita
berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lender servikal
(leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri
melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung
memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat
penyakit radang panggul sebelumnya.
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih
dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari.
3. Wanita
dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan
douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan
IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi
adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila
sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya
III.
Perjalanan
Penyakit
Perjalan penyakit PID bias
diawali dengan masuknya bakteri dari kontrasepsi terutama IUD ataupun kehamilan
sehingga mengalami gangguan pada flora normal dan akibatnya kadar hidrogen
piroxid menurun.
Bakteri juga bias masuk
dikarenakan aktifitas seksual yang aktif sehingga penyakit ISK mudah menyrang,
seperti GO dan klamida.
Akibat dari kedua factor
tersebut mengakibatkan penurunan imunologi pada vagina sehingga bakteri mudah
menyerang saluran reproduksi bagian bawah hingga timbul infeksi asendens yang
mengakibatkan radang panggul (PID). Karena ada infeksi tersebut timbullah
gejala inflamasi yakni vaginal discharge, neryi, demam dan nekrosis sehingga
dapat mengakibatkan perdarahan bahkan infertile.
IV.
Gejala
Gejala biasanya muncul
segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian
bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya
infeksi akan menyumbat tuba falopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan
terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan
menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke
struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan
nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses
(penimbunan nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul,
gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi
bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
Gejala lainnya: keluarnya
cairan dari vagina dengan warna, kekentalan dan bau yang abnormal, demam,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur, bercak-bercak merah pada celana
dalam, kram, nyeri ketika melakukan hubungan seksual, perdarahan setelah
berhubungan seksual, nyeri punggung bagian bawah, sering buang air kecil dan
nyeri saat buang air kecil.
V.
Penatalaksanaan
Pemeriksaan Penunjang
·
Pemeriksaan darah
dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan
terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
·
Ultrasonografiatau USG
dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi
saluran tuba dan alat reproduksi lainnya.
·
Biopsi endometrium
dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi.
·
Laparaskopi adalah
prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan)
kecildi perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila
terdapat kelainan.
Terapi
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah
kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan
kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik.
·
Pengobatan dengan
antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah
pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk
melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.
·
Pasangan seksual juga
harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan
yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit
ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki
gejala. Untukmengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka
pasangan seksual sebaiknyadiperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.
Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai
kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan
kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran
tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga
menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat
melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.
INFERTILITAS
A.Definisi
Infertilitas (pasangan
mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan
sudah melakukan hubungan
seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak.
(Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah
pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun
tetapi belum hamil.
(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil
dalam waktu satu tahun. Infertilitas
primer bila pasutri tidak pernah hamil
dan infertilitas sekunder bila
istri pernah hamil.
(Siswandi, 2006).
Salah satu yang paling ditakutkan adalah
ketidaksuburan atau infertilitas yang sering dikaitkan
dengan kemandulan pada salah
satu pasangan. Bagi wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena
gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat menghasilkan sel
telur yang matang. Dengan demikian tidak terjadi ovulasi sehingga sel telur
tidak masuk ke saluran telur yang menyebabkan tidak dapat terjadi pembuahan.
Kondisi ini disebut sebagai ovulation
disorder. Penyebab lainnya adalah tertutupnya atau tersumbatnya tuba
falopi atau saluran telur. Atau adanya endometriosis atau sering dikenal sebagai kista yaitu tumbuhnya jaringan dinding
rahim di luar rahim.
Sedangkan bagi pria, ketidaksuburan
sering disebabkan karena tidak adanya produksi sperma pada kantung sperma.
Jikapun ada produksi sperma, namun jumlahnya sangat sedikit sehingga ketika
masuk ke vagina, tidak ada sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Menurut Weschler, ada beberapa hal yang menyebabkan
seseorang berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu
demikian:
- Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi.
- Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
- Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah berikut terlebih dahulu:
- Analisa sperma pada pria.
- Analisa pemetaan kesuburan wanita. Pada hari keberapakah si wanita mengalami ovulasi?
- Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat menstruasi.
- Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah :
- Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14 setelah menstruasi.
- Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik jika waktunya tidak tepat
- Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
- Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak menyebabkan ovulasi.
- Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH).
- Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma
- Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan
- Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian.
- Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut
- Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
- Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.
Menurut
Weschler, hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur
terjadi.
Pasangan dengan infertilitas primer tidak pernah
mampu untuk hamil, sementara, di sisi lain, infertilitas sekunder adalah
sulit hamil setelah sudah memiliki dipahami (dan baik membawa kehamilan untuk
jangka, atau mengalami keguguran). Secara teknis, infertilitas sekunder adalah
tidak hadir jika telah terjadi perubahan mitra.
B.Penyebab Infertilitas
Pada Wanita
·
Gangguan
organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan
keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan
menghambat transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat
defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila
mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain
itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya
diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma
uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang Kelainan tuba falopii
akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi
sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
· Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi
ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.
Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan
obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise.
Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan
untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
· Kegagalan implantasi Wanita dengan
kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.
· Endometriosis
· Abrasi genetis
· Faktor immunologis Apabila embrio
memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada
wanita hamil.
· Lingkungan Paparan radiasi dalam
dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat
menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
· Abnormalitas sperma; morfologi,
motilitas
· Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi
rerograde, hipospadia
· Abnormalitas ereksi
· Abnormalitas cairan semen; perubahan
pH dan perubahan komposisi kimiawi
· Infeksi pada saluran genital yang
meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada
saluran genital
· Lingkungan; Radiasi, obat-obatan
anti cancer
· Abrasi genetik
Pasangan infertil merupakan satu
kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Adapun syarat-syarat sebelum
dilakukan pemeriksaan adalah:
2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat
langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
3. Istri pasangan infertil dengan usia
36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya.
Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
a.Pemeriksaan Umum
- Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.
§
Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
§
Anamnesa khusus
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami
: Bagaimanakah tingkat ereksi,
apakah pernah mengalami penyakit
hubungan seksual, apakah
pernah sakit mump (parotitis
epidemika) sewaktu kecil.
- Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan).
- Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
- Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen ataupun USG.
b.Pemeriksaan Khusus
a.
Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal
setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron.
c.
Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental.
Gangguan ovulasi
disebabkan :
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat
disfungsi kelenjar hipofise ddengan memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi
terapi (pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang
hipofise membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang
diberikan pada wanita
anovulatoir dengan
hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human Menopausal Gonadotropin/ Human
Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak mampu
menghasilkan hormon
gonadotropin endogen yang adekuat.
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar.
§ Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah
spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60
% masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
§ Spermatozoa pria fertil : 60 juta per cc atau
lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab
kemandulan pada pria
adalah masalah gizi,
kelainan metabolis, keracunan, disfungsi
hipofise, kelainan
traktus genetalis
(vas deferens).
·
Pemeriksaan Lendir Serviks
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :
Baik tidaknya lendir serviks dapat
diperiksa dengan :
1.
Sims
Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.
2.
Kurzrork
Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang baik dan
dilakukan pada pertengahan siklus.
Untuk
mengetahui keadaan tuba
dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan
dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri.
b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan
ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri,
bentuk liang tuba bila
terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi;
cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan
sekitarnya.
·
Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.
D.Cara Mengatasi
Infertilitas
1. Bayi Tabung
Salah satu metode untuk mengatasi
ketidaksuburan atau infertilitas adalah dengan bayi tabung. Bayi tabung
pertama kali berhasil dilakukan terhadap seorang bayi perempuan bernama Louise Joy
Brown di Inggris pada tanggal 25 Juli 1978. Prosesnya dilakukan dengan
mengambil sel telur dari ovarium ibu lalu disatukan dengan sperma ayah dalam
sebuah medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel telur dibuahi di
laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah hari kemudian,
sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat kecil. Kemudian
dimasukkan ke dalam uterus atau rahim ibu untuk berkembang secara normal
menjadi bayi. Sejak saat itu, berbagai terapi dan teknologi dikembangkan untuk
mengatasi masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Proses bayi tabung dilakukan dengan
proses yang dikenal sebagai in vitro fertilization (IVF) atau pembuahan
in vitro. IVF menjadi momentum untuk pengembangan perawatan dan terapi
berikutnya untuk teknologi pembantu reproduksi atau assisted reproductive
technology (ART). ART mencakup berbagai perawatan untuk masalah
kesuburan. Termasuk sel telur dari wanita lain lalu dibuahi untuk dikembangkan
di rahim seorang wanita yang lain lagi. Tahun 1994 di Italia, seorang wanita
tua berusia 62 tahun yang sudah tidak memiliki sel telur melahirkan seorang
bayi yang berasal dari sel telur wanita lain yang dibuahi dengan sperma
suaminya. Jadi banyak metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan.
Berbagai
Teknik Perawatan Masalah Ketidaksuburan atau Infertilitas
Ada
beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun wanita.
Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui serangkaian
proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi pasangan yang
memiliki masalah kesuburan.
Beberapa kelompok
agama menganggap beberapa jenis metode bayi tabung maupun inseminasi buatan
termasuk melanggar hukum agama. Hal ini khususnya jika pembuahan atau pengembangan
bayi dilakukan bukan di rahim ibu yang memberikan sel telur ataupun bukan
menggunakan sperma yang berasal dari suami sendiri. Dengan kata lain, bagi
beberapa kelompok agama, jika melibatkan pihak ketiga baik sebagai donor maupun
media pembuahan yang bukan suami atau istri sah, itu sudah dianggap melanggar
hukum agama. Karena itu masalah memilih perawatan ini adalah keputusan pribadi
setiap pasangan dan perlu didiskusikan secara mendalam.
Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah
ketidaksuburan atau infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup
tinggi di antaranya yaitu:
- Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau artificial
insemination (sering disingkat sebagai AI) dilakukan dengan
memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke dalam organ
reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan
semen yang mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami
kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah
pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.
SADARI, IVA TEST DAN PAP SMEAR
1.
SADARI
Kanker
Payudara saat ini menduduki peringkat kedua penyebab kematian akibat kanker
pada wanita. Kanker Payudara adalah kanker yang berasal dari parenkim dan
stroma (jaringan) payudara termasuk putting dan gelang susu. Tidak termasuk
dalam kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kulit payudara. Kanker
payudara terdapat pada semua bangsa di dunia. Pada wanita merupakan kanker
terbanyak kedua setelah kanker leher rahim. Insidens kanker payudara tertinggi
didapatkan pada wanita bangsa Caucasoid yaitu orang-orang Eropa, Amerika Utara
dan Australia. Dan insiden terendah didapatkan pada wanita bangsa Asia dan
Afrika. Insidens ini sangat sangat tergantung pada umur,dan meningkat sesuai
dengan bertambahnya umur. Dua rentang umur yang beresiko tinggi terserang
kanker payudara adalah umur 35 – 45 dan 45 -55 tahun. Demikian dijelaskan dr.
Andreas Djaputra, SpB., FINACS dari SMF Bedah RS Adi Husada Undaan Wetan
Surabaya. Di Indonesia insidens kanker payudara belum diketahui dengan pasti
karena belum ada regristrasi kanker penduduk,tetapi diperkirakan sebesar
10 per 100.000 wanita. 90% kanker payudara terdapat pada umur diatas 35 tahun,
sedangkan rentang umur dengan frekwensi tertinggi adalah umur 40-49 tahun
(40,5%).
2.
IVA TES
Pemeriksaan
IVA diperkenalkan Hinselman 1925. Organisasi Kesehatan Dunia WHO meneliti IVA
di India, Muangthai, dan Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah
daripada tes Pap.
Di Indonesia IVA sedang
dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus
kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus
yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Beberapa negara
maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlah maupun
stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat adanya program skrining massal
antara lain dengan Tes Pap. Namun di Indonesia kebijakan penerapan program
skrining kanker serviks kiranya masih tersangkut dengan banyak kendala, antara
lain luasnya wilayah dan juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku
skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomik/sistologi dan
stafnya, teknisi sitologi/skriner.
3. Pap
Smear
Jenis karsinoma
Menurut jenis karsinoma ( kanker
) terdapat karsinoma in situ dan karsinoma in vasif.
Karsinoma in situ
berarti bahwa perubahan yang ditemukan cukup ekstensif tetapi belum ”menyerbu”
dan oleh karena itu belum bersifat kanker. Pada stadium ini,dapat diterapi
dengan mudah, tetapi keadaan tersebut harus mendapat terapi pada saat itu juga
untuk menghindari masalah yang lebih serius. Karsinoma insitu berarti bahwa
sel-sel yang abnormal masih secara aman terkurung pada permukaan kulit dari
leher rahim.
Karsinoma invasif berarti bahwa
sel-sel abnormal telah menyebar melebihi permukaan leher rahim dan perawatan
yang diterima akan jauh lebih sulit dibandingkan pada saat stadium yang masih
bersifat prakanker
Adalah benar bahwa pemeriksaan
pap smear tidak menyembuhkan penyakit karena leher rahim, akan tetapi dengan
deteksi lebih awal kanker dapat lebih dikendalikan dan menjadi lebih aman
daripada dibiarkan sampai pada stadium invasif sehingga penanggulanganya
menjadi terlambat
Pengertian
1.
Sadari
SADARI merupakan pemeriksaan
payudara sendiri secara manual. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
membantu wanita melakukan deteksi dini adanya kelainan pada payudara
Periksa payudara sendiri atau yang
biasa disingkat SADARI, adalah usaha menemukan adanya kelainan atau tumor pada
payudara secara dini, dengan cara memeriksa payudara sendiri.
Manfaat yang bisa diambil setelah
melakukan SADARI wanita semakin waspada dan mampu mendeteksi secara dini adanya
kelainan pada payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan pada
payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan, pemeriksaan bisa segera
dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan bisa segera diberikan, dan tingkat
kesembuhan bisa lebih cepat dicapai.
2.
IVA TEST
Pengobatan
kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas akan
menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk melakukan
skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain yaitu
dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
IVA
adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual
pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual
yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat
dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan
bisa lebih banyak.
3.
Pap Smear
Pap smear merupakan suatu
cara pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat
prekanker pada daerah leher rahim.
A.
Tujuan
1.
Sadari
Pemeriksaan kanker payudara sendiri (Sadari /
Sarari)dilakukan secara teratur sejak menstrusasi pertama kali didapatkan,
sebulan sekali, seminggu setelah menstruasi selsai karena pada waktu itu
payudara dalam keadaan paling kecil, paling lembek, sehinnga bila ada kelainan
lebih muda dapat diraba. Pada wanita yang sudah menopause dilakukan pada
tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tiap tanggal 1 (satu). Deteksi dini
kanker payudara (termasuk pencegahan sekunder), ialah usaha
untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu
kanker payudara yang belum lama tumbuh, masih kecil dan masih lokal sehingga
mencegah timbulnya kanker invasive yang sukar atau tidak dapat disembuhkan
lagi.
2.
IVA Test
Kanker
serviks mengenal stadium pra-kanker yang dapat ditemukan dengan skrining
sitologi yang relatif murah, tidak sakit, cukup akurat; dan dengan bantuan
kolposkopi, stadium ini dapat diobati dengan cara-cara konservatif seperti
krioterapi, kauterisasi atau sinar laser, dengan memperhatikan fungsi
reproduksi. Sistem kesehatan di seluruh dunia berbeda-beda, namun perencanaan
skrining harus sejalan dengan pelayanan kesehatan lainnya dan dengan kerjasama
antar program. Idealnya program skrining merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan kanker yang dikembangkan dalam struktur pelayanan kesehatan umum.
Di
semua negara tempat program ini telah dilaksanakan 20 tahun atau lebih, angka
kejadian kanker serviks dan angka kematian karenanya turun sampai 50-60%. Tidak
dapat disangkal bahwa sejak dilakukan skrining massal terdapat peningkatan yang
nyata dalam penentuan lesi prakanker serviks, sehingga dapat menurunkan
insidens kanker serviks. Meskipun telah sukses mendeteksi sejumlah besar lesi
prakanker, namun sebagian program yang dijalankan belum dapat dikatakan
berhasil. Hasil yang kurang memadai agaknya disebabkan beberapa faktor, antara
lain tidak tercakupnya golongan wanita yang mempunyai risiko (high risk group)
dan teknik pengambilan sampel untuk pemeriksaan sitologi yang salah. Pemecahan
masalah yang menyangkut golongan wanita dengan risiko tinggi dan teknik
pengambilan sampel, berkaitan dengan strategi program skrining, serta
peningkatan kemampuan laboratorium. Pengadaan laboratorium sentral sangat
bermanfaat untuk pengendalian kualitas (quality control) terhadap pemeriksaan
sitologi.
Masalah
lain dalam usaha skrining kanker serviks ialah keengganan wanita diperiksa
karena malu. Penyebab lain ialah kerepotan, keraguan akan pentingnya
pemeriksaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut
terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit
pada pemeriksaan, rasa segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan
kurangnya dorongan keluarga terutama suami. Banyak masalah yang berkaitan
dengan pasien dapat dihilangkan melalui pendidikan terhadap pasien dan hubungan
yang baik antara dokter/bidan. Di samping itu, inovasi skrining kanker serviks
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan bersamaan. Interval
pemeriksaan sitologi (screening interval) merupakan hal lain yang penting dalam
metode skrining.
Dengan
begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya bidan sebagai tenaga
kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita, ikut serta dalam menurunkan angka
kejadian kanker serviks dengan metode yang sederhana yaitu IVA tes.
3.
Pap Smear
Manfaat
Pap Smear
Dapat mendeteksi secara dini
adanya kondisi tidak normal dari sel-sel dinding leher rahim ( prekanker ) yang
dapat berkembang menjadi sel kanker sehingga dapat dilakukan terapi secepatnya
dan diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat kanker leher rahim ( ca
cervic )
B. Cara
Kerja/ Langkah Pelaksanaan
1.
Sadari
Pemeriksaan
meliputi INSPEKSI (dicermati) dan PALPASI (diraba)
INSPEKSI
dilakukan dengan duduk atau berdiri di depan cermin, posisi pertama dengan
kedua lengan disamping tubuh dan posisi kedua lengan di angkat tinggi-tinggi.
Diperhatikan apakah ada asimetri pada payudara, tumor, tarikan kulit
(retraksi), perubahn warna kulit, kulit payudara berkerut seperti jeruk, putting
susu mendelep (inversi), tarikan putting susu, erosi atau eksem puting susu.
PALPASI
dilakukan dengan tetap duduk atau berdiri di depan cermin, atau dapat dilakukan
berbaring dengan menaruh bantal tipis di bawah punggung sisi dengan sudut 900 yang akan di palpasi. Untuk
palpasi payudara kiri, memakai telapak ujung jari ke2 s/d 5 tangan kanan,
demikian sebaliknya. Raba seluruh payudara dengan seksama mulai dari putting
susu secara radier atau sirkuler kearah keluar sampai ke ketiak, apakah
terdapat tumor atau rasa nyeri. Pada akhir pemeriksaan, dilakukan pemijatan
putting susu untuk melihat kemungkinan keluarnya cairan abnormal seperti cairan
kuning jernih, keruh, nanah atau berdarah.
Pemeriksaan
yang lain adalah pemeriksaan tali beha / kutang sebelum dicuci, apakah pada
bagian dalam kupnya terdapat noda bekas secret putting susu. Skrining kanker
payudara dilakukan secara aktif dengan tujuan mencari secara langsung adanya
kanker payudara dini atau kelainan prakanker di masyarakat pada kasus asimtomatik
(tanpa gejala) dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.
Ada
beberapa macam skrining untuk kanker :
-
Skrining masal, pada smua golongan
masyarakat tertentu.
-
Skrining selektif, pada golonga
masyrakat yang mempunyai resiko tinggi.
-
Skrining multiple, dikerkajakan
untuk beberapa jenis kanker tertentu dalam segolongan penduduk
-
Penemuan kasus kanker dini
individual.
Cara
skrining ialah cara yang paling sensitif, tetapi yang diperlukan sangat tinggi,
sehingga hanya beberapa negara saja yang mampu melakukannya. Skrining payudara
umumnya dikerjakan setiap 1 -3 tahun pada wanita yang berumur diatas 35 -45
tahun dalam satu daerah tertentu. Dilakukan pemeriksaan klinis oleh tenaga
medis terlatih dan pemeriksaan mammografi (foto roentgen payudara).
2. IVA
Test
a. Metode skrining IVA mempunyai kelebihan,
diantaranya..
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
b. Syarat ikut IVA TEST :
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
c. Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
d. Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
b. Syarat ikut IVA TEST :
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
c. Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
d. Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
e. Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1.IVA
negatif = Serviks normal.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
f. Dimana Ada IVA TEST
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2. Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2. Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
3.
Pap Smear
a.
Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
Bila anda sedang minum obat
tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
b.
Bagaimana Pap Smear
Dilakukan
Pap Smear
dilakukan dengan mengusap spatula atau semacam kuas celak berbulu lembut untuk
mengambil sel-sel dinding leher rahim yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan
dengan mikroskop untuk melihat kondisi sel-sel dinding leher rahim. Proses
tindakan tidak menyakitkan dan tidak rumit, namun membuat sedikit tidak nyaman
bagi wanita.
c.
Siapa saja yang perlu
dilakukan Pap Smear ?
Semua wanita mulai usia 18 tahun dan < 18 tahun apabila
sudah melakukan aktivitas seksual secara aktif seperti sudah menikah
d.
Waktu pemeriksaan
3 tahun sekali
apabila hasil test normal atau tidak melakukan aktivitas seksual secara aktif.
2 tahun sekali
bagi wanita dengan usia 65 tahun keatas dan setiap tahun apabila didapatkan
hasil pap smear yang abnormal.
1 tahun sekali
bagi wanita yang sudah diangkat rahimnya dengan hasil pap smear abnormal atau
terdapat kanker saluran genital bawah lainya.
Apabila terdapat
hasil yang abnormal, dilakukan pemeriksaan ulang dalam 4 bulan.
Sumber : materi kuliah
10