11 Mei 2013










KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN


A.    Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) menurut istilah program keluarga berencana adalah Kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil (BKKBN,2007). Sedangkan menurut PKBI, Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghandaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa disegaja maupun tidak disengaja. Kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah (PKBI,1998).
Istilah Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan namun tidak pada saat itu/mistimed pregnancy (Kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan).


B.     Alasan Kehamilan Tidak Diinginkan
Terdapat banyak alasan bagi seseorang perempuan tidak menginginkan seorang anak pada saat tertentu dalam hidupnya. Menurut Kartono Muhamad, ada beberapa alasan yang membuat kehamilan itu tidak diinginkan, yaitu(Muhamad, 1998: 122 – 126):
a.       Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
b.      Kehamilan datang pada saat yang belum diharapkan
c.       Bayi dalam kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat
d.      Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual diluar nikah
Sedangkan menurut PKBI (1998), banyak alasan yang dikemukakan mengapa kehamilan tidak diinginkan adalah sebagai berikut :
a.       Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche).
b.      Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang prilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.
c.       Tidak menggunakan alat kontrasepsi, terutama untuk perempuan yang sudah menikah.
d.      Kegagalan alat kontrasepsi
e.       Kehamilan yang diakibatkan perkosaan
f.       Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan
g.      Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak)
h.      Alasan karir dan masih sekolah
i.        Kehamilan akibat incest (hubungan seksual yang masih sedarah)
j.        Kondisi janin yang dianggap cacat berat dan berjenis kelamin yang tidak diharapkan
C.     Akibat yany Ditimbulkan oleh Kehamilan yang tidak Diinginkan
Berbagai akibat yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain (PKBI, 1998) :
a.       Kehamilan yang tidak diinginkan mengakibatkan lahirnya seorang anak yang tidak diinginkan (unwanted child), dimana anak ini akan mendapat cap buruk dalam sepanjang hidupnya. Masa depan “anak yang tidak diinginkan ” ini sering mengalami keadaan yang menyedihkan karena anak ini tidak mendapat kasih sayang dan pengasuhan yang semestinya dari orang tuanya, selain itu perkembangan psikologinya akan terganggu. Besar kemungkinan bahwa anak yang tumbuh tanpa kasih sayang dan asuhan ini akan menjadi manusia yang tidak mengenal kasih sayang terhadap sesamanya.
b.      Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan juga dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan(aborsi) karena sebagian besar perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mengambil keputusan atau jalan keluar dengan melakukan aborsi, terlebih lagi aborsi yang tidak aman.

ABORSI


A.    Pegertian Aborsi
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidupdiluar kandungan.
Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998 :22 minggu)
Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik :
a.      Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
b.      Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.


B.     Alasan untuk melakukan tindakan Aborsi
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
* Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
* Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
* Kehamilan di luar nikah.
* Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
* Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
* Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).
* Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.



C.    Akibat Abortus Provokatus Kriminalis

Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu :
• Perforasi
• Luka pada serviks uteri
• Pelekatan pada kavum uteri
• Perdarahan
• Infeksi
• Lain-lain
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare. Secara garis besar tindakan abortus sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu bisa menyebabkan kematian pada keduanya.












INFEKSI MENULAR SEKSUAL


A.    Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
  • kemandulan
  • kecacatan
  • gangguan kehamilan
  • kanker
  • kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu : faktor medis dan faktor sosial.



B.     Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah :

Gonoroe (GO) atau kencing nanah
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis gonokokol ( ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.

a.      Infeksi Gonoroe pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
b.      Infeksi Gonoroe pada wanita
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.
Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan, dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing  (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.
ü  Jenis Tes : Pemeriksaan Nanah
ü  Penatalaksanaan
Diagnose gonore dapat dipastikan dengan menemukan N.gonorrhoeaae sebagai penyebab baik secara mikroskopik maupun kultur (biakan). Sensitivitas dan spesifitas dengan pewarnaan Gram dari sediaan serviks hanya berkisar antara 45-65%, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas dengan kultur sebesar 85-95%. Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa komplikasi  adalah pengobatan dosis tunggal. Pilihan terapi yang direkomendasikan adalah :
Ø  Terapi Gonorrhoea
-          Penisilin (banyak yang resisten)
-          Cephalosporin :
Cefixime : 400 mg single dose
Ceftriaxone : 250 mg IM single dose
Cefotaxime : 500 mg IM single dose
-          Quinolone (banyak yang resisten)
-          Spectinomisin : 2 g IM single dose

Herpes Simpleks
Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas, lelah atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya (inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia terdapat pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih merah, terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang hebat, sehingga terdapt kesukaran berjalan.
Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat pengobatan preventif sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan salep yang mengandung idoksuridin sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan preparat asiklovir yang cukup memberikan harapan kesembuhan.
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun. HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.

ü  Jenis Tes : Tes Darah
ü  Terapi Herpes Simpleks
Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus). infeksi pada ibu hamil atau ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.

v  Infeksi Primer
-          Acyckivir 3x400 mg dan Acyclovir 5x200 mg oral  (7-10 hari)
-          2x1 g oral (7-10 hari)
v  Infeksi berulang/kambuhan
-          Acyclovir 2x800 mg oral (5 hari)
-          Valacyclovir 2x500 mg oral (3 hari)
v  Terapi Supresi : yang sering kambuh (> 6x/tahun)
-          Acyclovir 400 mg oral 2 kali sehari (6 bln- 1 tahun)
-          Valacyclovir 500 mg oral sekali sehari (1 tahun)





Sifilis atau raja singa
Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas. yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan sebagiannya, tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.

ü  Macam-macam sifilis
A.    Sifilis primer
Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa sakit maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu setelah seseorang menjadi terinfeksi dengan T. palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan bagian tubuh lainnya.
B.     Sifilis sekunder
Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar (biasanya cokelat kemerah-merahan), yang kelompok telah munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan. Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
C.    Sifilis laten
Sifilis laten (tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah dihasilkan antibody terhadap bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan sifilis laten secara umum tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak mungkin untuk mengirim bakteri padaorang lain).
Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di bandingkan dengan infeksi laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu tahun).
D.    Sifilis neurosifilis
Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang (system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias menyebabkn kerusakan neurologis yang serius, termasuk kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa cukup berat sehingga menyebabkan cacat permanen atau kematian.

ü  Jenis Tes : Tes Darah
ü  Terapi Sifilis
-          Penisilin
Benzatin Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat
Procain Benzilpenisilin : 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari
-          Azitromisin : 500 mg oral sekali sehari selama 10 hari
-          Cefriaxone : 1-2 g/hari IM/IV sekali sehari selama 8-10 hari
-          Doksisiklin : 200-300 mg/hari oral selama 10-14 hari
-          Tetrasiklin : 4x500 mg selama 14 hari

*      Kondiloma Akuminata (Kutil)
Kondiloma akuminatum (KA) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung, misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang antara pria dan wanita.
Masa inkubasi KA sulit dipastikan, rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul di liang vagina, labia mayor dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis (topi baja), batang penis, daerah rambut kemaluan dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil atau benjolan sewarna daging, dengan permukaan tidak rata/berbenjol-benjol.
ü  Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan tes darah
ü  Terapi Kondiloma Akuminata
~        Obat-obatan:
-          Podofilox 0,5% solution atau gel 2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi
-          Imiquimod 5% cream
Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu selama 16 minggu, cuci dengan sabun 6-10 jam setelah diaplikasikan.
ü  Bedah
-          Cryosurgery
-          Laser eksisi
-          Local eksisi
-          Kauterisasi




*      Klamidia
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
ü  Jenis Tes : Pemeriksaan cairan atau lendir
ü  Terapi Klamidia
-          Azitromisin : 1 g oral single dose
-          Doksisiklin : 2x100 mg selama 7 hari
-          Amoksisilin : 3x500 mg oral selama 7 hari
-          Eritromisin : 4x500mg oral selama 7 hari
-          Clarithromisin: 2x250 mg oral selama 7 hari
-          Quinolone :
Levofloksasin : 1x500 mg oral selama 7 hari
Ofloksasin : 2x200 mg oral selama 7 hari




*      Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :
o   Luka lebih dari diameter 2 cm
o   Cekung, pinggirnya tidak teratur
o   Keluar nanah dan rasa nyeri
o   Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin
o   Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
o   Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan Biakan agar selama seminggu.


*      Hepatitis
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA (hepatitis
B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan perasangan
pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun
yang berkaitan dengan PMS adalah B dan C.
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang
muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan menurun,
otot pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.

Hepatitis C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara
lain:lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning.
~        Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya). Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus ditegakkan.
ü  Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
        Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia, sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk adalah kerusakan hati yang serius. Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk menghindarinya.


Hepatitis B
HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi, antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi bakteri.

ü  Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang terinfeksi, yaitu: darah,  semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan urine penderita.
ü  Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.

Istirahat, menghindari stres, tidak melakukan aktivitas berat dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik. Antibodi virus ini bersifat seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun masih mungkin terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama hepatitis akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.
ü  Pencegahan
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6 bulan berturut-turut dan semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk tidak terpapar spesimen penderita.

*      HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS adalah lymphadenopaty associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase1:
http://www.surabaya-ehealth.org/files/images/aids..jgn-sampe-deh.jpgFase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.

Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
 Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan virus ini.

virus HIVPicture2


Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik atau transfusi darah.  gejala yang dapat muncul adalah :
1.      membesarnya kelenjar getah bening
2.      Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya terutama malam hari.
3.      Berat badan menurun lebih dari 10%
4.      Napsu makan berkurang
5.      Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer)


ü  jenis tes :
~        Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood
~        Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)

C.    CARA PENULARAN IMS
IMS menular melalui hubungan seks yang tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
·         Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama).
·         Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
·         Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

D.    CARA MENCEGAH IMS
Pencegahan Penularan lewat seks :
ü Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
ü Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
ü Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.





MENOPAUSE
Menopause merupakan berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Menopause berasal dari kata “mens” yang artinya siklus menstruasi dan “pausis yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat Menopause merupakan masa berhentinya siklus mentruasi seorang wanita.
Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
struktur tubuh menopause Menopause
Gambar bagian tubuh wanita ketika menopause
Ketika menopause sudah mendekat, bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia 40 tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra menopause mulai terjadi. penelitian mebuktikan, misalnya, bahwa pada usi 40 banyak yang menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih singkat waktunya dibanding biasanya, lebih banyak dan atau lebih lama waktunya sebagai tanda akhir penghabisan masa menstruasi.
Sekitar 80 % wanita mulai mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, namun hanya 10 % saja wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidak-teraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan diantara mereka mengalami tansisi pra menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Pada usia 40, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa 28 hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4 % wanita benar-benar mempunyai siklus 28 hari dan 20 % dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.
Klimakterium hampir sama dengan menopause yakni masa yang berawal dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita di usia 40 – 65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotorik dapat muncul sebagai gejolak panas ( hot flushes ), mengeluarkan banyak keringat, merasa kedinginan, sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar-debar, gangguan pernapasan, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
 Gangguan psikis ditandai dengan perubahan mood dan perasaan sensitif, mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang dan insomnia. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin, disuria, desensus, prolaps, penyakit kulit klimakterik, osteoporosis, arthritis, oterosklerosis, skerosis  koroner dan adipositas.





A.  Jenis-Jenis Menopause
Natural Menopause
Sistem endoktrin merupakan sistem yang kompleks dari kelenjar yang memproduksi dan sekresi hormon langsung berpengaruh terhadap sistem sirkulasi ,regulasi,kontrol metabolisme,dan beberapa proses tubuh.Tiga fase kehidupan berhubungan dengan menopause :
1.    Perimenopause
2.    Menopause
3.    Postmenopause
1.    Perimenopause
Perimenopause dimulai dengan munculnya tanda-tanda dan gejala awal perubahan dari sistem tubuh ketika siklus mensturasi mulai tidak teratur.Perimenopause dapat terjadi pada awala usia 30-an berakhir 1 tahun setelah siklus mensturasi berakhir.Rata-rata terjadi pada usia 47-51 tahun.
 Pada wanita yang perimenopause akan mengalami
a.  Penurunan tajam estrogen
b. Meningkatnya hormon gonadotropin
c.  Gangguan keseimbangan hormon/menstruasi tidak teratur, menstruasi anovalati (haid tanpa adanya ovulasi) hanya terdapat rangsangan estrogen.
d. Menimbulkan gejala klinis : psikologis (takut tua, takut tidak menarik, emosi labil, lebih cepat marah, sering bersedih, sukar tidur) dan kardiovaskuler (hot flusher, terasa panas pada pipi, muka dan lengkuk, sering berdebar, kulit terasa kering dan panas)
2.    Menopause
Menopause adalah masa berakhirnya siklus mensturasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode mensturassi.Rata-rata menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk negara industri,secara umum terjadi pada usia 40-58 tahun.Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,merokok,pengangkatan ovarium dan kemoterapi.
3.    Postmenopause
Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi  sesudah siklus mensturasi terakhir dan merupakan periode tahun setelah menopause.


B.  Stadium Menopause 
1. Menopause prematur (menopause dini)                             
            Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
2. Menopause buatan
Terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan       berkurangnya atau berhentinya pelepasan   hormon oleh Ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.           
3. Fisiologi Menopause    
               Fungsi ovarium ialah untuk menciptakan kehidupan, menjaga hasil pembuahan menjadi manusia. Menyiapkan wanita untuk tugas yang sangat penting ini, hormon-hormon ovarium menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi-fungsi dari organ-organ reproduktif selama pubertas sampai maturitas. Lagipula, semua organ-organ vital penting dan fungsi-fungsi fisiologis secara positif dipengaruhi estrogen, seperti kehamilan mempunyai kebutuhan yang tinggi pada seluruh organ.
Hormon-hormon seks mempengaruhi keinginan dan perkembangan seksual, ciri-ciri seks sekunder, misalnya perkembangan payudara. Untuk menjamin keamanan embrio/fetus dan untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi dari kehamilan, hormon-hormon ovarium menghasilkan efek-efek yang nyata pada mitosis, pertumbuhan dan fungsi organ, metabolisme umum, fungsi kardiovaskuler dan otak, pada lipid dan protein, pada fungsi jantung, dan, melalui suatu stimulasi produksi nitroxid (NO),pada pemeliharaan dan perbaikan fungsi endotel arteri.
Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel yang turun dibawah suatu ambang rangsang yang kritis, kira-kira 1,000 tidak tergantung umur. Wanita bila menjalani transisi menopause menunjukkan bahwa kadar-kadar estrogen tidak mulai suatu penurunan yang besar sampai kira-kira satu tahun sebelum menopause. Dalam penelitian ovarium manusia, percepatan kehilangan mulai ketika seluruh jumlah folikel-folikel mencapai kira-kira 25.000, suatu jumlah dicapai pada wanita-wanita normal usia 37-38.
Kehilangan ini berkaitan dengan suatu peningkatan yang tidak kentara tetapi nyata dalam FSH dan penurunan dalam inhibin. Percepatan kehilangan agaknya sekunder terhadap rangsang peningkatan FSH. Perubahan-perubahan ini, termasuk peningkatan dalam FSH, merefleksikan penurunan kualitas dan kapabilitas dari folikel-folikel yang tua, dan penurunan sekresi inhibin, produk sel granulosa yang menghasilkan suatu pengaruh umpan balik negatif pada sekresi FSH oleh kelenjar hipofise. Kemungkinan bahwa kedua inhibin-A dan inhibin-B berperan, karena kadar inhibin-A dan inhibin-B fase-luteal menurun dengan usia tua dan mendahului peningkatan FSH.
Peningkatan dalam FSH berkaitan hanya dengan suatu penurunan inhibin-B, dalam respons, konsentrasi estradiol meningkat sedikit. Penurunan produksi inhibin dapat merefleksikan dengan baik suatu pengurangan jumlah folikel-folikel, atau suatu penurunan fungsi kapasitas dari folikel-folikel yang lebih tua, atau keduanya.Hubungan terbalik dan ketat antara FSH dan inhibin menunjukkan bahwa inhibin adalah suatu tanda dari kemampuan folikel ovarium yang sensitif dan, berikutnya, bahwa pengukuran FSH adalah suatu penaksiran klinis dari inhibin. Karena itu, perubahan-perubahan pada tahun-tahun reproduktif berikutnya (penurunan inhibin menimbulkan suatu peningkatan dalam FSH) merefleksikan penurunan reaktivitas folikuler dan kemampuansebagai ovarium umur tua. Penurunan sekresi inhibin oleh folikel-folikel ovarium mulai dini sekitar usia 35, tetapi menjadi cepat sesudah usia 40 tahun. Ini digambarkan dalam penurunan kesuburan yang terjadi dengan bertambahnya usia/tua).       
            Tahun-tahun perimenopause adalah periode waktu selama mana kadar FSH pascamenopause (>20 IU/L) dapat dilihat walaupun perdarahan menstruasi terus berlanjut, sementara kadar-kadar LH masih tetap dalam rentang normal. Kadang-kadang, pembentukan dan fungsi korpus luteum terjadi, dan wanita perimenopause tidak aman terhadap risiko dari suatu kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan sampai peningkatan kadar-kadar keduanya FSH (> 20 IU/L) dan LH (> 30 IU/L) dapat ditunjukkan.
Bahkan dalam kondisi ini, fluktuasi dapat terjadi, dengan suatu periode dari kegagalan ovarium diikuti oleh permulaan lagi dari fungsi ovarium. Rekomendasi penggunaan kontrasepsi sampai status pascamenopause secara definitif ditetapkan adalah bijaksana. Sekresi yang tidak teratur dari hormon seks berhenti waktu menopause, dan pola endokrin dalam pascamenopause berbeda sepenuhnya dari fase subur dalam kehidupan. Sebab utama dari perubahan-perubahan ialah hampir lengkap berhentinya perkembangan folikel dalam ovarium dan mengakibatkan rendahnya produksi estrogen.
Selanjutnya, inhibin tidak dapat diukur sama sekali pada wanita pascamenopause. Karena folikel-folikel tidak matang ovulasi tidak terjadi; sebagai konsekuensinya, tidak ada korpus luteum yang berkembang dan tidak ada jumlah progesteron yang bermakna dapat dihasilkan. Perubahan endokrin yang paling nyata ialah peningkatan drastis dari konsentrasi FSH dalam serum, yang melebihi kadar folikuler dini oleh suatu faktor kira-kira 15 dan umumnya lebih tinggi daripada waktu puncak periovulatoar.
Kadar LH meningkat sedikit dan tidak selalu diatas konsentrasi puncak masa subur. Kadar yang tinggi dari FSH dapat, bila perlu,digunakan untuk menaksir apakah menopause sudah terjadi. Walaupun hal ini biasanya dapat dilakukan tanpa pemeriksaan hormonal, fakta endokrin mungkin dibutuhkan dalam beberapa kasus-kasus yang jarang. Kadar gonadotropin mencapai puncaknya dua sampai tiga tahun sesudah menopause, sesudah itu menurun secara perlahan-lahan. Bahkan setelah 30 tahun, mencapai nilai premenopause rendah hanya dalam kira-kira sepertiga dari wanita.  
            Peningkatan FSH dan LH ialah karena rusaknya umpan balik hambatan. Karena tidak ada atau terlalu sedikit, sel-sel folikel yang responsif, ovarium tidak sanggup bereaksi terhadap gonadotropin dan konsekuensinya tidak dapat menghasilkan jumlah hormon seks wanita yang bermakna, estrogen, progesteron dan inhibin. Peranan khusus dari inhibin nyata dari peningkatan yang lebih besar dari FSH. Sementara pembebasan LH dimodulasi oleh seks steroid saja, faktor umpan balik yang prinsip dari ovarium untuk pembebasan FSH ialah inhibin. Kehilangan pascamenopause dariinbihitor FSH khususnya adalah alasan untuk meningkatnya lebih besar FSH dibandingkan dengan LH.
Bertentangan dengan inhibin, konsentrasi yang bermakna dari beberapa steroid seks masih dapat ditemukan dalam sirkulasi perifer wanita-wanita pascamenopause. Ovarium tidak sepenuhnya berhenti mensintesis hormon-hormon steroid bahkan sesudah menopause: sel-sel jaringan ikat dalam hilum dan korteks menghasilkan androgen dan bahkan sejumlah kecil estrogen dan progesteron. Steroid seks juga dihasilkan oleh beberapa jaringan-jaringanlain seperti lemak (jaringan adiposa) dan jaringan-jaringan dari uterus, hati, otot, kulit, dan akar rambut, bahkan bagian dari sistem syaraf dan sumsum tulang sanggup untuk mengaromatisasikan androgen dan karenanya menghasilkan estrogen. Kelenjar adrenal adalah sumber utama dari androgen–pascamenopause.
C.  Gejala Menopause dan Perimenopause
Gejala Jangka Pendek
1. Vaso motorik
a. Hot flashes 
            Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Respon fluktuasi konsentrasi estradiol, pusat termoregulasi di dalam hipotalamus memacu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai peningkatan suhu kulit. Keluhan hot flases dapat terjadi baik pada kadar estrogen rendah, normal maupun tinggi.
Demikian juga dengan FSH dan LH. Buktinya penekanan sekresi gonadotropin dengan Gn-RH analog, ternyata tidak berpengaruh pada hot flases(baziad 2003). Walaupun jelas ada perubahan fisiologis di awali dengan peningkatan konduktansi kulit dan kemudian peningkatan temperaturnya, yang merupakan tanda vasodilatasi perifer. Suhu inti bertahap menurun mulai 0,2° C. Yang mengalami perubahan adalah LH, Cortisol, DHEA, POM-C. Defisiensi estrogen menyebabkan vasodilatasi dalam hipthalamus. Vasodilatasi menyebabkan peningkatan temperature hipotalamus dan respon menurunkan suhu inti tubuh.         
b. Gangguan tidur         
        Merupakan keluhan yang paling banyak ditemui oleh wanita menopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur. Receptor estrogen ditemukan di otak yang mengatur tidur. Penelitian Double Blid, menunjukkan bahwa wanita yang diberi estrogen equin konjugasi memiliki Rapid Eye Movement yang lebih panjang dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk tidur.           
c. Palpitasi.         
        Penurunan estrogen berpengaruh pada kerja syafaf simpatik dan para simpatik. Salah satu efeknya terjadi palpitasi.     
d. Sakit kepala   
        Pada sepertiga wanita keluhan sakit kepala, migrain akan membaik setelah menopause. Namun ada wanita yang bertambah berat setelah memasuki menopause. Migrain yang muncul berhubungan dengan siklus haid diduga berkaitan dengan turunnya kadar estradiol.    



2. Perubahan Psikis/gejala psikologis       
        Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan syaraf pusat, suasana hati, fungsi kognitif dan sensorik seseorang. Perubahan ini berdampak pada perubahan psikis yang berat dan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak, menyebabkan sulit berkonsentrasi, dan mudah lupa. Akibat kekurangan estrogen pada wanita menopause timbul keluhan mudah tersinggung dan merasa tertekan. Kejadian depresi ini juga di jumpai pada laki laki.
Penyebab depresi diduga akibat berkurangnya serotonin kimia otak. Estrogen menghambat aktifitas Enzim Mono oksidase (MAO). Enzim ini menyebabkan serotonin dan noradrenalin menjadi tidak aktif. Kekurangan estrogen menyebabkan kekurangan enzim MAO, buktinya wanita yang diberi Estrogen, kadar MAO nya menurun dalam plasma.
a. Stres social
Juga dapat mempengaruhi perasaan sejahtera seorang wanita disekitar masa menopause dan mungkin berhubungan dengan kejadian-kejadian:     
  1. Kematian atau sakitnya orang tua.                    
  2. Perpisahan atau ketidakharmonisan perkawinan.          
  3. Kurangnya kepuasan pada pekerjaan.   
  4. Penambahan berat badan dan kegemukan.        
  5. Anak remaja yang ’sulit’ emptyness Syndrom sering dikutip dalam kontek ini, tetapi anak beranjak dewasa yang tetap berada di lingkungan keluarga lebih sering menimbulkan masalah.     
             Kepribadian, faktor budaya, dan sikap terhadap menopause jelas mempengaruhi insiden gejala psikologis pada masa klimakterik.   
b. Gejala menengah.   
1. Penurunan keinginan berhubungan seksual
       
   Akibat kekurangan estrogen aliran darah ke vagina berkurang, dan sel sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah menjadi cedera. Penelitian membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina dari kekeringan sehingga menimbulkan dispareinea. Nyeri senggama akan semakin buruk jika hubungan seks jarang dilakukan. Pada kadar estrogen yang rendah pun wanita dapat orgasme sampai pasca menopause. Wanita yang mengeluh aktifitas seksualnya menurun, penyebabnya kemungkinan oleh pasangan itu sendiri karena libido dipengaruhi oleh banyak faktor seperti , perasaan, lingkungan dan hormonal. Pengaruh langsung terhadap rendahnya kadar estrogen terhadap libido, hingga kini belum bisa di buktikan. Androgen memiliki peranan penting dalam peningkatan libido, pada wanita yang dilakukan pengangkatan pada kedua ovariumnya penurunan libido betkaitan dengan penurunan kadar androgen.
           Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.
2. Kekeringan pada vagina
    
            Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi atropi sehingga lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Hal ini terjadi karena vaskularisasi dan aliran darah ke vagina berkurang. Pada oovarektomi Bilateral terjadi penurunan estrogen yang begitu cepat, sehingga kelainan pada vagina terjadi begitu drastis.
Pada menopause alami tidak terjadi terlalu parah. Epitel vagina bereaksi sangat sensitiv terhadap penurunan kadar estrogen.Pada usia perimenopause, pH meningkat, dan pada pasca menopause terus meningkat sampai dengan 5,8 sehingga mudah terinfeksi oleh trichomonas, candida albican, streptoccous, E Coli dan Gonoccus. Estrogen membuat pH vagina rendah, yang mana pH yang rendah ini memicu sintesis Nitrid Oxid (NO). NO memiliki sifat bakteriside, juga merupakan radikal bebas yang menghancurkan mitokondria dan DNA dari sel- sel tumor dan pada membran sel bakteri serta virus.
NO berfungsi memfragmentasi dinding kuman tersebut. Jadi NO berkhasiat sebagai pertahanan tubuh terhadap sel-sel tumor dan serangan kuman. Di vagina juga ditemukan nitrat, yang oleh bakteri yang terdapat di vagina (Doederlein), tergantung ada tidaknya glikogen yang disintasis oleh estrogen. Dengan pH yang tinggi menghambat sintasis dari NO. 
3. Urogenital 
            Kekurangan estrogen dapat menimbulkan berbagai keluhan yaitu, iritasi, rasa panas, gatal, keputihan, nyeri, berkurangnya cairan, vaginna, dinding vagina berkerut, sering berkemih, tidak dapat menahan kencing, nyeri berkemih dan sering kencing malam. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.
 Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel. Kontraksi otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih.
4. Ovarium
    
            Ditemukan hyperplasia struma ovarium, setelah menopause akan berkurang dimana struma ovarium menjadi fibrotik. Pada usia > 30 tahun, ovarium mulai mengecil dan jumlah kista fungsional bertambah, mencapai puncaknya usia 40-45 tahun. Meskipun fungsi ovarium berhenti, ovarium tetap sebagai organ endokrin karena setelah menopause, sel-sel hilus dan sel-sel stromanya masih dapat memproduksi testosterone dan androstendion dalam jumlah besar dan memproduksi estradiol dan progesterone dalam jumlah kecil. Pada wanita yang dilakukan oofarektomi bilateral terjadi penghentian produksi androgen.   
5. Uterus.
       
            Memasuki usia pramenopause panjang kavum uteri mulai berkurang, pasca menopause terjadi involusi miometrium. Apabila terdapat mioma uterus, maka miometrium akan mengalami regresi. Hal ini disebabkan karena rendahnya estrogen dalam darah. Endometrium menjadi atropi dan ketebalannya < 5mm. Dinding pembuluh darah menjadi tipis dan rapuh.
Hal ini menyebabkan kadang-kadang terjadi perdarahan pada wanita menopause. Reseptor estrogen masih ada, sehingga pemberian TSh dapat meningkatkan ketebalan endometrium.
6. Servik        
            Pada usia perimenopause, serviks juga mengalami proses involusi, serviks berkerut, serta epitelnya tipis dan mudah cidera. Kelenjar endoservikal mengalami atropi, lendir cerviks berkurang. Kekurangan estrogen tidak terlalu berpengaruh terhadap epitel cerviks dibanding pada epitel vagina.   
7. Vulva
        
            Involusi vulva terjadi karena usia tua, sedangkan atropi, hilangnya turgor dan elastisistas, sangat dipengaruhi oleh estrogen. Pasca menopause, rambut pubis berkurang, labia mayora dan klitoris mengecil, lemak subkutan berkurang dan distropi. Kulit vulva menjadi atropi, lemak subkutan menjadi berkurang, terjadi perubahan dalam pembentukan epitel korium dan disebut distrofi.
8. Organ lain

    a. Rambut.
            Pasca menopause rambut pubis, ketiak, pubis, serta rambut di kepala menjadi tipis. Rambut menjadi rontok. Dengan meningkatnya usia terjadi pengurangan jumlah dan besar folikel-folikel rambut. Rambut menjadi putih dikarenakan penurunan aktifitas melanosit dalam matrik folikel rambut. Warna rambut bergantung pada jumlah sintesis melanin, jumlah melanosom dan juga dari ruangan-ruangan diantara tumpukan matrik yang berisi udara. Melanin disintesis di sitoplasma sel-sel melanosit dan dikeluarkan di dalam keratinosit.
Rambut hitam terdiri dari eumelanin dengan jumlah melanosom yang banyak. Rambut coklat terdiri dari eumelamin dengan jumlah melanosit relative sedikit. Rambut merah terdiri dari premelanin yang kaya akan sulfur dengan jumlah melanosom yang sangat kecil. Sintesis melanin dikatalisasi oleh enzim tirosinase. Oleh karena itu estrogen berfungsi sebagai hormone anti uban. Wanita yang memiliki uban pada usia muda memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami osteoporosis dibandingkan dengan wanita tanpa uban.          
b. Kulit
         
            Kulit terdiri dari 2 lapisan. Epidermis dengan keratosit dan melanosit. Bagian dalam yaitu dermis mengandung kolagen yang tinggi. Jenis kolagen tertentu di dalam kulit selalu mengalami pembaharuan. Dermis banyak memiliki arteriole yang membentuk tumpukan kapiler di dalam papil-papil, dan sangat berperan di dalam timbulnya semburan panas. Kolagen dan serat elastic berperan dalam stabilitas dan elastisitas kulit. Turgor kulit dapat dipertahankan oleh proteoglikan yang dapat menyimpan air dalam jumlah besar. Estrogen mempengaruhi, terutama kadar kolagen, jumlah proteoglikan dan kadar air dari kulit. Proses penuaan kulit merupakan hal yang kompleks.
Kulit menjadi tua disebabkan oleh kerusakan kumulatif oleh sinar ultraviolet dan kekurang estrogen. Sinar ultraviolet A dan B mengganggu kesehatan kulit. Sinar ultraviolet A dengan gelombang panjang dapat diserap ke kulit bagian dalam sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel kulit, sedangkan sinar ultraviolet B dapat menyebabkan kulit terbakar. Kulit kehilangan elastisitas, atopik, tipis, kering dan berlipat-lipat. Produksi sebum, fungsi kelenjar dan pertumbuhan rambut menjadi kurang. Kulit mudah cidera dan penyembuhan luka menjadi terganggu.
Kerusakan kulit akibat terpapar sinar matahari yang terjadi sepanjang hidup dapat menimbulkan keriput dan bintik-bintik berupa purpura senilis dan keratosis. Merokok dapat menimbulkan gejala 3 kali lipat. Estrogen mempengaruhi aktifitas metabolik sel-sel epidermis dan fibroblast, serta aliran darah. Kurangan estrogen dapat menurunkan mitosis kulit sampai atropi, menyebabkan berkurangknya sintesis kulit sampai kolagen. Meningkatkan penghancuran kolagen.        
c. Mulut dan hidung
           
            Selaput lendir mulut dan hidung menjadi berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan mudah menjadi gingivitis. Kandungan air liur terjadi perubahan. Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi tulang dagu dan gigi mudah rontok.
d. Mata
         
            Kekurangan estrogen menyebabkan atropi kornea dan konjungtiva serta turunya fungsi kelenjar air mata. Perubahan kadar estradiol dan progesterone selama siklus avulatorik dan fase peri/pascamenopause mempengaruhi tekanan intraokuler. Turunnya estradiol serum dapat meningkatkan tekanan bola mata.     
e. Otot dan sendi
      
            Banyak wanita mengeluh nyeri otot dan sendi. Timbul osteoartrosis, dan osteoarthritis yang disebabkan kekurangna estrogen karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya tulang rawan menjadi rusak.
f. Saluran pernafasan          
            Pada wanita pasca memopause, pada saluran pernafasan terjadi sedikit pengurangan kontraktilitas bronkus, selain ini menderita saluran nafas obstruktif dan spasme bronchial. g. Payudara Kekurangan estrogen mengakibatkan involusi mamae. Pada pasca menopause, payudara menjadi atropi, terjadi pelebaran air susu dan fibrotik. Saluran air susu yang melebar ini berisi cairan, timbul laserasi, dan payudara terasa sakit. Juga dapat muncul kelainan fibrosistik mastopatia. Meskipun kekurangan esterogen, 40 % wanita pasca menopause terjadi proliferasi intraduktal. Pada usia 70 tahun dapat terjadi hyperplasia epitel.       
Gejala Jangka panjang   
1. Osteoporosis
     
       Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik progresif yang ditandai berkurangnya massa tulang dan memburuknya mikroarsitektur jaringan tulang. Wanita mencapai kepadatan tulang puncak pada pertengaan 30-an dan setelah itu menurun secara perlahan sampai terjadi akselerasi pesat penurunan massa tulang setelah menopause.        Wanita secara alami dikaruniai tulang kurang padat disbanding pria dan risiko fraktur osteoporosis seumur hidup 2 kali lebih besar disbanding dengan pria. Pengurangan estrogen menyebabkan efek resorpsi tulang. Fraktur paling sering pada vertebra sebanyak 32 %, risiko fraktur panggul 16 %, Fraktur pergelangan tangan 15 %. Sebanyak 1-3 % berisiko meninggal akibat komplikasi fraktur panggul.       
2. Penyakit cardiovascular
        
       Setelah menopause, terjadi peningkatan mencolok insidesi penyakit cardiovascular dan jantung koroner. Hilangnya fungsi ovarium pada menopause berkaitan dengan penyimpangan pada metabolisme lemak, glukosa, dan insulin serta distribusi lemak tubuh koagulasi dan fungsi arteri. Semula estrogen menjadikan vasoaktif dan meningkatkan aliran darah dengan menjaga agar arteri tetap lemas.
Setiap menopause menimbulkan gejala yang unik.Gejala-gejala tersebut adalah
1.    Sistemik
a.    Fatigue
b.    Penurunan libido
c.    Cemas,depresi,dan irritabel
d.   Kesukaran kognitif
e.    Nyeri punggung
f.     Kekakuan
2.    Vasomotor (Sistem Vaskular)
a.    Sakit kepala
b.    Palpitasi
c.    Keringat malam
d.   Insomnia
e.    Hot flashes
f.     Genitourinary
g.    Vagina terasa kering
h.    Nyeri saat berhubungan seks
i.      Vagina terasa gatal atau terbakar
j.      Frekuensi urine meningkat
Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause.. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhunbungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi.
TSH secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untuk mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala asosiasi dengan menopause, TSH memiliki banyak keuntungan dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk osteoporosis, penyakit jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang berjalan telah menunjukkanbahwa menggunakan TSH, dalam jangka panjang itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.


D.      Hormon yang Berhubungan dengan Terapi Hormon
1.    Estrogen sebagai karakteristik pada wanita,meliputi :
a. Estradiol yaitu estrogen yang dibuat sebelum menopause
b. Estrone yaitu estrogen yang dibuat sesudah menopause diovarium  dan jaringan seperti lemak dan disel adrenal.
2.    Estrogen terkonjugasi (conjugated estrogen)
3.    Estrogen bioidentical (bioidentical estrogen)
4.    Fitoestrogen
5.    Progesteron
6.     Androgen
E.       Mereka yang Bisa Melakukan Terapi Sulih Hormon :
1.    Wanita yang masih memiliki rahim, bisa diberikan sulih hormon estrogen kombinasi progesteron.
2.    Bagi yang sudah tidak memiliki rahim cukup diberikan hormon estrogen.
3.    Perempuan yang masih mengalami haid diberi hormon gabungan estrogen dan progesteron
F.     Indikasi
          Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh North American Menopause Society (NAMS), indikasi primer pemberian terapi sulih hormon adalah adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan gejala urogenital. Di Indonesia, terapi sulih hormon diberikan hanya pada pasien menopause dengan keluhan terkait defisiensi estrogen yang mengganggu atau adanya ancaman osteoporosis dengan lama pemberian maksimal 5 tahun.
G.    Kontra Indikasi  
           The American College of Obstetrics and Gynaecologists menetapkan kontra indikasi penggunaan terapi sulih hormon, sebagai berikut:                             
          1. Kehamilan          
          2. Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
          3. Penyakit hepar akut maupun kronik      
          4. Penyakit trombosis vascular       
          5. Pasien menolak terapi
H.    Kontra Indikasi Relative           
          1. Hipertrigliseridemia       
          2. Riwayat tromboemboli  
          3. Riwayat keganasan payudara dalam keluarga                           
          4. Gangguan kandung empedu      
          5. Migrain   
          6. Mioma uteri        
I.       Pemeriksaan yang harus dipenuhi sebelum Pemberian Terapi Sulih Hormon:      
       1. Diagnosis pasti menopause                       
       2. Penilaian kontra indikasi mutlak dan relative       
       3. Informed consent mengenai untung rugi penggunaan terapi sulih hormone        
       4. Pemeriksaan fisik, meliputi tekanan darah dan pemeriksaan payudara dan pelvic
       5. Pemeriksaan sitologi serviks dan mamografi harus memberi hasil negative         
          The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists menyebutkan beberapa kontra indikasi absolut terapi sulih hormon, yaitu karsinoma payudara, kanker endometrium, riwayat tromboemboli vena dan penyakit hati akut.              
J.      Beberapa Cara Pemberian Terapi Sulih Hormon      
           Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron. Pilihan sediaan yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.  
     a. Sediaan I, yang hanya mengandung estrogen    
             Sediaan ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen   diberikan setiap hari tanpa terputus.     
     b. Sediaan II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron. 
           1. Kombinasi sekuensial
Estrogen diberikan kontinyu, dengan progesteron diberikan secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14 hari) setiap siklus dengan tujuan mencegah terjadinya hiperplasia endometrium. Lebih sesuai diberikan pada perempuan pada usia pra atau perimenopause yang masih menginginkan siklus haid.


2.      Estrogen dan progesterone
Diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini akan menimbulkan amenorea. Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan bercak. Sediaan ini tepat diberikan pada perempuan pascamenopause.
K.    Bentuk Sediaan  
          Terapi sulih hormon paling banyak diberikan per oral. Namun, masih banyak lagi metode pemberiannya.     
a. Pemberian secara Oral          
      Estradiol valerat sangat cepat dihidrolisa oleh usus dan dimetabolisme oleh hepar. Kadar maksimum tercapai dalam 6-8 jam dan lambat laun akan turun. Kadarnya tidak akan turun secara tajam, sehingga 24 jam setelah penggunaan kadarnya masih cukup tinggi.
        Kadar estradiol serum sangat berbeda pada setiap orang. Kadang-kadang pada pasien tertentu tidak dapat dicapai konsentrasi serum yang cukup sehingga untuk memperoleh konsentrasi yang memadai diperlukan estradiol dosis tinggi, namun pemberian dosis tinggi akan meningkatkan efek samping. Hal ini diatasi dengan micronized estrogen.
Struktur sediaan ini memperbesar permukaan dan mempercepat proses absorpsi, sehingga mengurangi hidrolisa di usus.
Agar kadar hormon dalam serum bertahan cukup lama, sebaiknya estrogen dikonsumsi setelah makan atau pada saat perut tidak kosong.
Di Amerika Serikat, sulih hormon yang paling banyak diberikan adalah estrogen saja. Estrogen ekuin konjugasi (CEE) merupakan sediaan estrogen yang paling banyak digunakan di AS. CEE merupakan campuran yang terdiri dari estron (50%) dan ekuilin (25%), ditambah dengan 17-hidroksiekuilin, ekuilenin, 17 α-estradiol, and 17α-dihidroekuilenin dalam bentuk ester sulfat.
          
       Di Eropa, sediaan estrogen yang banyak digunakan adalah estradiol valerat dan kombinasi estradiol, estron dan estriol. Estradiol oral akan dimetabolisme menjadi estron di mukosa intestinal dan hepar, sehingga meningkatkan konsentrasi serum estron. Meskipun estron merupakan estrogen yang lemah, namun karena adanya keseimbangan reversible dengan estradiol sehingga dapat bekerja menggantikan estrogen ovarium pada pascamenopause. Bentuk ketiga dari estrogen alami yaitu estriol tidak diubah menjadi estradiol dan hanya memiliki sedikit aktivitas biologis. Hanya 1-2% dari seluruh estriol per oral yang dapat mencapai sirkulasi.      
b. Estrogen Transdermal

       Terdapat 3 cara pemberian estradiol transdermal, yaitu plester reservoir, plester matriks dan gel. Estrogen dapat secara parenteral untuk menghindari first-pass effect di hepar. Estradiol yang diberikan melalui transdermal terdiri dari hormon dalam solusio alkohol yang diabsorbsi ke dalam sirkulasi secara konstan selama 3-4 hari. Pemberian secara transdermal sangat dianjurkan bagi wanita menopause yang memiliki tekanan darah tinggi, dalam pengobatan dengan obat anti diabetes (OAD) dan riwayat operasi batu empedu.
         Estradiol dapat pula diberikan dalam bentuk implan subkutan yang dapat bertahan selama beberapa bulan, namun tingkat penurunan estradiol serum sangat bervariasi dan beberapa wanita mengalami gejala vasomotor meskipun dengan konsentrasi supranormal. Oleh karena itu, pemberian implan tidak boleh diulang hingga konsentrasi estradiol serum sama dengan konsentrasi pada fase mid-folikular siklus menstruasi.           
Pemberian estradiol langsung ke dalam sirkulasi juga dapat melalui pesarium atau gel vagina. Resorbsi melalui dinding vagina sangat baik, tanpa melalui metabolisme, sehingga konsentrasi dalam darah bisa sangat tinggi.
  
L.     Sediaan Kombinasi Estrogen dan Progesteron           
      Pemberian estrogen saja dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperplasia bahkan karsinoma endometrium, maka wanita yang menggunakan terapi sulih hormon dan tidak menjalani histerektomi diberi progesteron sebagai tambahan. Untuk keperluan ini digunakan progestogen sintetik, sebab progesteron sangat sulit diabsorpsi meskipun diberikan dalam bentuk mikro, selain itu juga sebuah laporan kasus menyebutkan bahwa progesteron menimbulkan efek hipnotik sedatif.
Progestogen memiliki aktivitas androgenik, terutama derivat 19-nortestosteron seperti norgestrel dan norethindron (noretisteron). Sebaliknya, derivat C-21 pregnane seperti medroksiprogesteron asetat, didrogesteron, medrogeston dan megestrol asetat merupakan androgen yang sangat lemah. Tiga derivat 19-nortestosteron dengan efek androgenik yang dapat diabaikan yaitu desogestrel, norgestimate dan gestodene belakangan ini mulai digunakan sebagai kombinasi kontrasepsi oral dan sulih hormon.      

Sediaan sulih hormon yang terdapat di Indonesia adalah:
                 
a) Estrogen, dalam bentuk 17β estradiol, estrogen ekuin konjugasi (CEE), estropipat, estradiol valerat dan estriol.
      
b) Progestogen, seperti medroksi progesteron asetat (MPA), didrogesteron, noretisteron, linesterenol.
c) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen sekuensial seperti 2 mg estradiol valerat + 10 mg MPA, 2 mg estradiol valerat + 1 mg siproteron asetat, 1-2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
       
d) Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen kontinyu seperti 2 mg 17β estradiol + 1 mg noretisteron asetat.
      
e) Sediaan yang bersifat estrogen, progesteron dan androgen sekaligus, yaitu tibolon
    
f) Sediaan plester maupun krim yang berisi estrogen berupa 17β estradiol.
         
g) Sediaan estrogen dalam bentuk krim vagina yang berisi estriol.
Berdasarkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah wanita pascamenopause pada dekade mendatang, kemungkinan tingkat morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kronis yang dialami pada masa itu akan meningkat pula. Sementara, selain untuk menghilangkan gejala menopause, terapi sulih hormon sudah digunakan untuk pencegahan penyakit kardiovaskular dan osteoporosis pada wanita pascamenopause.
Penggunaannya didasarkan pada studi evidence-based terdahulu yang melaporkan terapi sulih hormon terbukti bermanfaat untuk mencegah osteoporosis dan mengurangi keluhan vasomotor dan urogenital. Pernyataan terakhir yang dikeluarkan oleh Women’s Health Initiative (WHI) dan The Heart and Estrogen/Progestin Replacement Trial (HERS) menyebutkan bahwa terdapat peningkatan risiko untuk PJK, stroke dan kanker payudara pada pemakaian terapi sulih hormon dalam jangka waktu tertentu, sehingga dibutuhkan peninjauan ulang penggunaannya pada wanita pascamenopause.
M.   Permasalahan
      Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah wanita yang mengalami menopause setiap tahunnya yang berdampak pada peningkatan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas wanita pascamenopause. Tata laksana menyeluruh untuk permasalahan ini sangat diperlukan, termasuk di dalamnya penggunaan terapi sulih hormon. 
            Penelitian mengenai penggunaan terapi sulih hormon umumnya dilakukan pada wanita ras kaukasia. Perbedaan demografi, ras, gaya hidup dan kultur antara wanita negara Barat dengan wanita Asia menyebabkan perlu dilakukan peninjauan kembali mengenai pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia baik yang mencakup indikasi, jenis, dosis dan keamanannya. Pada imbang manfaat-risiko yang dilaporkan, risiko pemakaian terapi sulih hormon baik untuk pencegahan primer dan sekunder berbagai penyakit kronik terkait menopause, secara keseluruhan melebihi manfaat yang didapatkan.
N.    Lama Penggunaan         
      The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists dalam panduannya menyatakan tidak ada aturan mengenai lama penggunaan terapi sulih hormon, tetapi berdasarkan hasil studi WHI disarankan agar berhati-hati bila meresepkan terapi sulih hormon jangka panjang.           
           Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai berikut:
    1. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon sistemik selama 1   tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.   
    2. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital, pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal tidak diterangkan dengan jelas.
    3. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa tahun.      
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih hormon di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek keamanan penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.        
O.    Efek Samping Terapi Sulih Hormon
Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa, tubuh wanita mengalami siklus hormonal teratur, hal ini memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan anak. Estrogen dan hormon lainnya, progesterone, dikeluarkan oleh ovarium selama ovulasi, sebulan proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan untuk fertilization dengan sperma.
Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara progesterone mempengaruhi lapisan permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak, pembuluh darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an, secara berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan tingkat estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi diproduksi yang menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh termasuk vagina, rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan otak.
Pada beberapa wanita, perubahan ini memicu efek samping tak enak. Gejala yang biasa berasosiasi dengan menopause termasuk flush. Tahap ini bisa terjadi beberapa menit, bahkan secara mendadak akan terasa sangat panas di muka dan bagian tubuh atas, beserta keringat yang bercucuran.
Palpasi pada jantung dan perasaan lemas dapat juga terjadi. Flashe diakibatkan oleh hilangnya estrogen pada sistem signaling hormon dari otak yang dikenal sebagai hypothalamu, yang terletak di daerah sistem pengatur suhu tubuh.
Gejala lainnya menopause yang mempengaruhi wanita meliputi perubahan pada bahan pelapis dan elastisitas vagina. Vagina mungkin mengerut dan menjadi cenderung akan kekeringan, mendorong ke arah sakit selama hubungan seksual. Sejumlah perubahan perasaan emosional dan kejiwaan terjadi selama menopause tersebut, pada beberapa wanita biasa berakibat hilangnya siklus tidur, hilangnya libido, sebagian kehilangan ingatan dan depresi.
Penurunan tingkat estrogen pada wanita menopause merupakan hal yang menarik bagi dokter dan pasien selama bertahun-tahun. Estrogen sintesis telah dikembangkan sejak 1920 samapi pertengahan 1930 yang bertujuan untuk menghilnagkan gejala-gejala menopause. Pada pertengahan tahun 1960 buku feminin forever’ menggunakan estrogen buatan sebagai cara untuk tetap menjadi awet muda dan cantik. Penggunaan TSH mengurangi secara drastic hubungan diantara penggunaan dari estrogen buatan dan resiko tinggi kanker endometrial di tahun 1970.
Penggunaan TSH secara bertahap meningkat sejak tanuh bila riset jangka panjang menunjukkan efek protektif TSH melawan osteoporosis dan penyakit jantung. Memperbaiki waktu pemulihan dan sistem penghantaran pada tubuh menjadikan penggunaan TSH meningkat di USA. Mengurangi resiko kanker endometrial, dokter jauh lebih mungkin memberi dosis lebih rendah estrogen dan dikombinasi dengan progesterone.
Selanjutnya, banyak perbedaan formulasi dan dosis yang sekarang diizinkan dokter ke tiap pasien lebih baik agar TSH dapat berjalan optimal. Meskipun kita ketahui lebih banyak TSH pada hari ini masih diliputi oleh kontroversi anatara resiko dan keuntungannya.
Bagi wanita yang menggunakan TSH sering terjadi peningkatan resiko kanker endometrial dan kanker payudara sehubungan dengan penggunaan estrogen, terkhusus untuk memperpanjang waktu penggunaan, akan menimbulkan efek samping seperti mual, pendarahan tak dapat diramalkan, bloating, dan fluktuasi keadaan pikiran. Suatu alasan bagi yang mengguankan TSH menyatakan bahwa hal itu tidak hanya meringankan gejala menopause tapi juga mengurangi resiko osteoporosis, penyakit jantung dan alzheimer. Penyakit tersebut lebih banyak resikonya dibandingkan dengan kanker pada sehat wanita di masa postmenopausal.
Sampai lebih banyak informasi efek tentang TSH hubungannya dengan penyakit, setiap wanita harus membantu dokternya, menimbang resiko dan keuntungan-keuntungan penggunaannya. Bagaimanapun penggunaan TSH pada wanita tergantung pada banyak faktor, termasuk bagaimana dia melihat resiko dan keuntungan-keuntungan TSH dibandingkan dengan potensi resiko yang akan dihadapinya serta berbagai macam penyakit yang kemungkinan timbul selama pengobatan.
Diakhir 1960 dan awal 1970, ketika terapi estrogen pertama kali meluas diberi kepada wanita menopause, dokter memperingatkan akan adanya kemungkinan bertambahnya kasus kanker endometrium. Peresepan untuk estrogen kemudian menjadi sangat menurun, sampai ditemukannya metode untuk menggabungkan progesterone dengan estrogen. Progesterone sebagai bagian dari siklus mentruasi secara alami menetralkan efek estrogen di endometrium.
Bagi wanita yang memilih terapi ini, TSH digunakan dalam pola yang berbeda dengan hanya menggunakan estrogen saja, biasanya itu digunakan bagi waniya yang telah melakukan histerektomi ( pemindahan berkenaan dengan pembedahan rahim dan ovarium). Bermacam-macam jenis dan takaran estrogen dapat diberikan dalam wujud pil harian atau pil. Penggunaan yang umum berupa pil estrogen konjugasi yang dicampur air kencing kuda yang hamil. Estrogen juga dapat diberikan sebagai patch transdermal yang ditancapkan dikulit dan diganti setiap beberapa hari; patch ini berfungsi untuk terus mengeluarkan estrogen ke aliran darah.
          Saat ini dokter biasa menetapkan jenis TSH yang merupakan kombinasi estrogen dan progesterone sintetis, yang dikenal sebagai progestin. Kedua hormon mungkin pemberiannya dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan memberikan estrogen setiap hari dan ditambahkan progestin pada selama 12 hari dalam sebulan. Estrogen dan progestin juga biasa diberikan dalam wujud pil gabungan yang diminun setiap hari. Kira-kira 90 persen wanita dengan rahim yang utuh kembali mengalami menstruasi selama terapi n gabungan estrogen dan progestin. Inilah yang juga menjadi alasan wanita menggunakan TSH.       
          Seperti semua obat lainnya, sulih hormon dapat menimbulkan efek samping. Efek samping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual, kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat jarang. Perlu untuk menginformasikan kepada pasien bahwa mastalgia tidak berkaitan dengan kanker payudara. Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain retensi cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat, gangguan mood dan gejala seperti gejala pramenstrual.
            Perdarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan pasien. Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan perdarahan vagina yang tidak dapat diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan. Sebanyak 5-20% dari wanita ini bisa pernah mengalami amenorea dan mungkin beralih ke terapi hormon siklik yang memberikan pola perdarahan yang lebih dapat diprediksi. Keluhan-keluhan ini menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau dengan mengganti jenis dan dosis sulih hormon. Pada pemakaian plester dapat terjadi iritasi kulit.      
            Banyak orang berpendapat bahwa pemakaian terapi sulih hormon dapat menyebabkan penambahan berat badan namun berbagai penelitian tidak membuktikan adanya hubungan antara sulih hormon dengan kenaikan berat badan permanen. Nafsu makan memang meningkat, namun diperkirakan akibat wanita tersebut merasa sehat dan nyaman. Pemberian terapi sulih hormon mempengaruhi distribusi lemak, terutama pada panggul dan paha, namun tidak pada perut. Perlu diingat bahwa 45% wanita mengalami kenaikan berat badan pada usia 50-60 tahun meskipun mereka tidak mendapatkan terapi sulih hormon.
terhadap dua komponen di atas tidak efektif.
Alat kontrasepsi dalam rahim yang mensekresikan levonorgestrel dan supositoria vagina yang mengandung progesteron diabsorbsi sangat minimum secara sistemik, namun tetap memberikan perlindungan optimal terhadap endometrium. Menggunakan progestogen siklik selama 14 hari penuh tetapi hanya setiap 3 bulan, juga meminimalkan frekuensi efek samping. Tetapi belum diketahui apakah sediaan ini menyediakan perlindungan terhadap endometrium sebaik terapi hormon standar yang diberikan setiap bulan.         
.

ANDROPAUSE
Seperti halnya pada wanita, pada  Usia tua pria mengalami keadaan yang  disebut andropause pada pria terjadi secara perlahan dan pada usia yang lebih lanjut, akibat penurunan secara perlahan   kadar hormon testosteron, androgen, hormon pertumbuhan, melatonin, dll. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia 55 tahun keatas.
Masalah Kesehatan Akibat Andropause
Berkurangnya beberapa hormon tersebut, akan mengakibatkan beberapa keluhan, antara lain :
1.         Keluhan Seksual.
            Kekurangan hormon testosteron akan mengurangi keinginan seksual (libido) dan gangguan ereksi pada lelaki.
2.         Penurunan kekuatan otot.
            Menurunanya beberapa hormon androgen pada laki-laki, akan mengakibatkan penurunan metabolisme protein, oksidasi lemak, peningkatan timbunan lemak dan  penurunan kekuatan otot. Akibatnya terjadi penurunan massa otot bila dibandingkan massa otot pada usia muda.
1.                  Osteoporosis.
Kejadian Osteoporosis pada laki-laki tidak sebanyak pada wanita, karena massa tulang laki-laki lebih besar. Osteoporosis  pada laki-laki dapat diperberat oleh  penggunaan alcohol,kortikosteroid, factor genetic, pe;nuaan.
2.                  Kepikunan/demensia Alzheimer.
Penurunan  kadar testosteron pada laki-laki  akan mempengaruhi daya ingat dan fongsi kognitifnya. Pada  kondisi yang berat akan terjadi gejala kepikunan hebat, yang disebut sebagai kepikunan   Alzheimer.
GANGGUAN HAID

A.Pengertian gangguan haid
            Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal:
  • Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
  • Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
  • Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
  • Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum
  • Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
  • Umur korpus luteum ±10-14 hr
  • Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
  • Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
B. Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
  • Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
    • Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
    • Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
    • Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut
  • Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
    • Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
    • Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
  • Kelainan lama haid (Normalnya lama haid  3 – 7 hari):
    • Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
    • Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
  • Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
1
  • Perdarahan bercak
    • Premenstrual spotting
    • Postmenstrual spotting
  • Perdarahan uterus disfungsional
  • Gangguan lain berhubungan dengan haid :
    • Metroragi (haid diluar siklus)
    • Dismenore (nyeri bila haid)
    • Premenstrual tension (ketegangan haid)

C .Kelainan Panjang Siklus Haid :
Poliminore : Definisi polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
Kausa :
·       Anovulasi karena gangguan hormonal
·       Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
·       Fase folikuler memendek
Penanganan :
·       Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
·       Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
·       Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
 Oligomenore : Definisi oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.
Kausa :
·       Fase folikuler memanjang
·       Fase sekresi memanjang                                                                                  2
Penanganan :
·       Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
·       Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
D.Macam-macam gangguan Pada Waktu Haid:
1.Amenore
Definisi Amenore
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
  • Pubertas terlambat
  • Kegagalan dari fungsi indung telur
  • Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
  • Gangguan pada susunan saraf pusat
  • Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
                                                                                                                                                3
  • Obat-obatan
  • Stres dan depresi
  • Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
  • Gangguan hipotalamus dan hipofisis
  • Gangguan indung telur
  • Penyakit kronik
 Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Definisi Oligomenore
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Penyebab
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
                                                                                                                                          4
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
  • Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
  • Stres dan depresi
  • Sakit kronik
  • Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
  • Penurunan berat badan berlebihan
  • Olahraga berlebihan, misal atlit
  • Adanya tumor yang melepaskan estrogen
  • Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
Definisi Polimenore
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
                                                                                                                                                5
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
  • 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
  • Beberapa tahun menjelang menopause
  • Gangguan indung telur
  • Stress dan depresi
  • Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
  • Penurunan berat badan berlebihan
  • Obesitas
  • Olahraga berlebihan, misal atlit
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
Definisi Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
                                                                                                                                                                                                                                                                                    6
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
  • Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
  • Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
  • haid berlangsung lebih dari 7 hari
  • Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
  • Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
  • infeksi saluran reporduksi
  • kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
  • Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
                                                                                                                                                7
5. Hipomenorea
Definisi Hipmenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Penyebab
 Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

6. Metroragia
Definisi Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
  1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
  2. Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1.      Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.

8
2. Perdarahan fungsional:
  • Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
  • Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

E. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.

                                                                                                                                                9
Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Gambar siklus terjadinya haid:

                       
                       

PENYAKIT RADANG PANGGUL/PELVIC INFLAMANTORY DISEASE

I.            Pengertian
Penyakit Radang Panggul  (Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii. Peradangan tuba falopi terutama terjadi pada wanita yang aktif secara seksual .  Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD. Yang termasuk dalam PID antara lain : endometritis, metritis, parametritis, salpingitis dan adnexitis.
a.      Endometritis
Endometritis adalah radangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium.






Gambar I.1 Endometritis
b.      Mertitis
Metritis adalah radang miometrium. Mimetritis akut biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi post partum. Metritis adalah infeksi post partum. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Pada penyakit metritis menunjukkaan reaksi radang berua pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang.




Gambar I.2 Mertitis
c.       Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan: Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritisPenyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.


Gambar I.3 Parametritis
d.      Salpingitis
Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester pertama kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalping. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri alam trimester kedua, lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu.

Gambar I.4 Salpingitis

e.       Adnexitis
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan sekitarnya.






Gambar I.5 Adeksitis

II.            Epitologi/ Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lender servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:
1.      Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya.
2.       Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari.
3.      Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4.      Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5.      Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya

III.            Perjalanan Penyakit
Perjalan penyakit PID bias diawali dengan masuknya bakteri dari kontrasepsi terutama IUD ataupun kehamilan sehingga mengalami gangguan pada flora normal dan akibatnya kadar hidrogen piroxid menurun.
Bakteri juga bias masuk dikarenakan aktifitas seksual yang aktif sehingga penyakit ISK mudah menyrang, seperti GO dan klamida.
Akibat dari kedua factor tersebut mengakibatkan penurunan imunologi pada vagina sehingga bakteri mudah menyerang saluran reproduksi bagian bawah hingga timbul infeksi asendens yang mengakibatkan radang panggul (PID). Karena ada infeksi tersebut timbullah gejala inflamasi yakni vaginal discharge, neryi, demam dan nekrosis sehingga dapat mengakibatkan  perdarahan bahkan infertile.


IV.            Gejala
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
Gejala lainnya: keluarnya cairan dari vagina dengan warna, kekentalan dan bau yang abnormal, demam, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, bercak-bercak merah pada celana dalam, kram, nyeri ketika melakukan hubungan seksual, perdarahan setelah berhubungan seksual, nyeri punggung bagian bawah, sering buang air kecil dan nyeri saat buang air kecil.
V.            Penatalaksanaan
Pemeriksaan Penunjang
·         Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis.
·         Ultrasonografiatau USG dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya.
·         Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi.
·         Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecildi perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
Terapi
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik.
·         Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.
·         Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untukmengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknyadiperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.


Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.




INFERTILITAS
A.Definisi
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006).
Salah satu yang paling ditakutkan adalah ketidaksuburan atau infertilitas yang sering dikaitkan dengan kemandulan pada salah satu pasangan. Bagi wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat menghasilkan sel telur yang matang. Dengan demikian tidak terjadi ovulasi sehingga sel telur tidak masuk ke saluran telur yang menyebabkan tidak dapat terjadi pembuahan. Kondisi ini disebut sebagai ovulation disorder. Penyebab lainnya adalah tertutupnya atau tersumbatnya tuba falopi atau saluran telur. Atau adanya endometriosis atau sering dikenal sebagai kista yaitu tumbuhnya jaringan dinding rahim di luar rahim.
Sedangkan bagi pria, ketidaksuburan sering disebabkan karena tidak adanya produksi sperma pada kantung sperma. Jikapun ada produksi sperma, namun jumlahnya sangat sedikit sehingga ketika masuk ke vagina, tidak ada sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Menurut Weschler, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:
  • Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi.
  • Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
  • Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah berikut terlebih dahulu:
  • Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat menstruasi.
  • Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah :
    • Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14 setelah menstruasi.
    • Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik jika waktunya tidak tepat
  • Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
    • Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak menyebabkan ovulasi.
    • Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH).
    • Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma
    • Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan
    • Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian.
    • Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut
    • Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
  • Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.
Menurut Weschler, hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.
Pasangan dengan infertilitas primer tidak pernah mampu untuk hamil, sementara, di sisi lain, infertilitas sekunder adalah sulit hamil setelah sudah memiliki dipahami (dan baik membawa kehamilan untuk jangka, atau mengalami keguguran). Secara teknis, infertilitas sekunder adalah tidak hadir jika telah terjadi perubahan mitra.




B.Penyebab Infertilitas
Pada Wanita
·  Gangguan organ reproduksi

1.      Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina

2.      Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim

3.      Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu

·  Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
·  Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
·  Endometriosis
·  Abrasi genetis
·  Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
·  Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
·  Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
·  Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
·  Abnormalitas ereksi
·  Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
·  Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
·  Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
· Abrasi genetik
ü  Syarat-Syarat Pemeriksaan
Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:
1.      Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak selama 12 bulan.
2.      Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
3.      Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.
4.      Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.

Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
a.Pemeriksaan Umum
  • Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.
§ Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi
hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
§ Anamnesa khusus
Istri : Usia saat
menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan  rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
b.Pemeriksaan Khusus
·         Pemeriksaan Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :
a.       Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron.
b.      Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel superfisial.
c.        Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental.
d.      Pemeriksaan endometrium.
e.       Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.


Gangguan ovulasi disebabkan :
a.       Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen. 
b.       Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.
c.       Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi (pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang diberikan pada wanita anovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.
·         Pemeriksaan Sperma

Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar.
§  Ejakulat normal :  volume  2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
§  Spermatozoa pria fertil  : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan, disfungsi hipofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens).
·         Pemeriksaan Lendir Serviks
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan
spermatozoa adalah :
a.       Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah lendir yang cair.
b.      pH lendir serviks; pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis.
c.        Enzim proteolitik.
d.       Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :
1.    Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.
2.    Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila terdapat infeksi.

·         Pemeriksaan Tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri. b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba bila terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
·         Pemeriksaan Endometrium
Pada saat
haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka :
endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi infeksi
D.Cara Mengatasi Infertilitas
1.    Bayi Tabung
Salah satu metode untuk mengatasi ketidaksuburan atau infertilitas adalah dengan bayi tabung. Bayi tabung pertama kali berhasil dilakukan terhadap seorang bayi perempuan bernama Louise Joy Brown di Inggris pada tanggal 25 Juli 1978. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium ibu lalu disatukan dengan sperma ayah dalam sebuah medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel telur dibuahi di laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah hari kemudian, sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat kecil. Kemudian dimasukkan ke dalam uterus atau rahim ibu untuk berkembang secara normal menjadi bayi. Sejak saat itu, berbagai terapi dan teknologi dikembangkan untuk mengatasi masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Proses bayi tabung dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai in vitro fertilization (IVF) atau pembuahan in vitro. IVF menjadi momentum untuk pengembangan perawatan dan terapi berikutnya untuk teknologi pembantu reproduksi atau assisted reproductive technology (ART). ART mencakup berbagai perawatan untuk masalah kesuburan. Termasuk sel telur dari wanita lain lalu dibuahi untuk dikembangkan di rahim seorang wanita yang lain lagi. Tahun 1994 di Italia, seorang wanita tua berusia 62 tahun yang sudah tidak memiliki sel telur melahirkan seorang bayi yang berasal dari sel telur wanita lain yang dibuahi dengan sperma suaminya. Jadi banyak metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan.

Berbagai Teknik Perawatan Masalah Ketidaksuburan atau Infertilitas
Organ Reproduksi WanitaAda beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan.
 Beberapa kelompok agama menganggap beberapa jenis metode bayi tabung maupun inseminasi buatan termasuk melanggar hukum agama. Hal ini khususnya jika pembuahan atau pengembangan bayi dilakukan bukan di rahim ibu yang memberikan sel telur ataupun bukan menggunakan sperma yang berasal dari suami sendiri. Dengan kata lain, bagi beberapa kelompok agama, jika melibatkan pihak ketiga baik sebagai donor maupun media pembuahan yang bukan suami atau istri sah, itu sudah dianggap melanggar hukum agama. Karena itu masalah memilih perawatan ini adalah keputusan pribadi setiap pasangan dan perlu didiskusikan secara mendalam.
Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidaksuburan atau infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di antaranya yaitu:
  • Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering disingkat sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke dalam organ reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.









SADARI, IVA TEST DAN PAP SMEAR

1.        SADARI

Kanker Payudara saat ini menduduki peringkat kedua penyebab kematian akibat kanker pada wanita. Kanker Payudara adalah kanker yang berasal dari parenkim dan stroma (jaringan) payudara termasuk putting dan gelang susu. Tidak termasuk dalam kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kulit payudara. Kanker payudara terdapat pada semua bangsa di dunia. Pada wanita merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker leher rahim. Insidens kanker payudara tertinggi didapatkan pada wanita bangsa Caucasoid yaitu orang-orang Eropa, Amerika Utara dan Australia. Dan insiden terendah didapatkan pada wanita bangsa Asia dan Afrika. Insidens ini sangat sangat tergantung pada umur,dan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Dua rentang umur yang beresiko tinggi terserang kanker payudara adalah umur 35 – 45 dan 45 -55 tahun. Demikian dijelaskan dr. Andreas Djaputra, SpB., FINACS dari SMF Bedah RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Di Indonesia insidens kanker payudara belum diketahui dengan pasti karena belum ada regristrasi kanker  penduduk,tetapi diperkirakan sebesar 10 per 100.000 wanita. 90% kanker payudara terdapat pada umur diatas 35 tahun, sedangkan rentang umur dengan frekwensi tertinggi adalah umur 40-49 tahun (40,5%).


2.        IVA TES

Pemeriksaan IVA diperkenalkan Hinselman 1925. Organisasi Kesehatan Dunia WHO meneliti IVA di India, Muangthai, dan Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah daripada tes Pap.
Di Indonesia IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat adanya program skrining massal antara lain dengan Tes Pap. Namun di Indonesia kebijakan penerapan program skrining kanker serviks kiranya masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah dan juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomik/sistologi dan stafnya, teknisi sitologi/skriner.


3.       Pap Smear
Jenis karsinoma
Menurut jenis karsinoma ( kanker ) terdapat karsinoma in situ dan karsinoma in vasif.
Karsinoma in situ berarti bahwa perubahan yang ditemukan cukup ekstensif tetapi belum ”menyerbu” dan oleh karena itu belum bersifat kanker. Pada stadium ini,dapat diterapi dengan mudah, tetapi keadaan tersebut harus mendapat terapi pada saat itu juga untuk menghindari masalah yang lebih serius. Karsinoma insitu berarti bahwa sel-sel yang abnormal masih secara aman terkurung pada permukaan kulit dari leher rahim.
Karsinoma invasif berarti bahwa sel-sel abnormal telah menyebar melebihi permukaan leher rahim dan perawatan yang diterima akan jauh lebih sulit dibandingkan pada saat stadium yang masih bersifat prakanker
Adalah benar bahwa pemeriksaan pap smear tidak menyembuhkan penyakit karena leher rahim, akan tetapi dengan deteksi lebih awal kanker dapat lebih dikendalikan dan menjadi lebih aman daripada dibiarkan sampai pada stadium invasif sehingga penanggulanganya menjadi terlambat


Pengertian
1.      Sadari
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri secara manual. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu wanita melakukan deteksi dini adanya kelainan pada payudara
Periksa payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI, adalah usaha menemukan adanya kelainan atau tumor pada payudara secara dini, dengan cara memeriksa payudara sendiri.
Manfaat yang bisa diambil setelah melakukan SADARI wanita semakin waspada dan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan pada payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan, pemeriksaan bisa segera dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan bisa segera diberikan, dan tingkat kesembuhan bisa lebih cepat dicapai.


2.      IVA TEST
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.


3.      Pap Smear
Pap smear merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat prekanker pada daerah leher rahim.



A.       Tujuan
1.      Sadari
Pemeriksaan kanker payudara sendiri (Sadari / Sarari)dilakukan secara teratur sejak menstrusasi pertama kali didapatkan, sebulan sekali, seminggu setelah menstruasi selsai karena pada waktu itu payudara dalam keadaan paling kecil, paling lembek, sehinnga bila ada kelainan lebih muda dapat diraba. Pada wanita yang sudah menopause dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tiap tanggal 1 (satu). Deteksi dini kanker payudara (termasuk pencegahan sekunder), ialah usaha untuk  menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker payudara yang belum lama tumbuh, masih kecil dan masih lokal sehingga mencegah timbulnya kanker invasive yang sukar atau tidak dapat disembuhkan lagi.


2.      IVA Test
Kanker serviks mengenal stadium pra-kanker yang dapat ditemukan dengan skrining sitologi yang relatif murah, tidak sakit, cukup akurat; dan dengan bantuan kolposkopi, stadium ini dapat diobati dengan cara-cara konservatif seperti krioterapi, kauterisasi atau sinar laser, dengan memperhatikan fungsi reproduksi. Sistem kesehatan di seluruh dunia berbeda-beda, namun perencanaan skrining harus sejalan dengan pelayanan kesehatan lainnya dan dengan kerjasama antar program. Idealnya program skrining merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kanker yang dikembangkan dalam struktur pelayanan kesehatan umum.
Di semua negara tempat program ini telah dilaksanakan 20 tahun atau lebih, angka kejadian kanker serviks dan angka kematian karenanya turun sampai 50-60%. Tidak dapat disangkal bahwa sejak dilakukan skrining massal terdapat peningkatan yang nyata dalam penentuan lesi prakanker serviks, sehingga dapat menurunkan insidens kanker serviks. Meskipun telah sukses mendeteksi sejumlah besar lesi prakanker, namun sebagian program yang dijalankan belum dapat dikatakan berhasil. Hasil yang kurang memadai agaknya disebabkan beberapa faktor, antara lain tidak tercakupnya golongan wanita yang mempunyai risiko (high risk group) dan teknik pengambilan sampel untuk pemeriksaan sitologi yang salah. Pemecahan masalah yang menyangkut golongan wanita dengan risiko tinggi dan teknik pengambilan sampel, berkaitan dengan strategi program skrining, serta peningkatan kemampuan laboratorium. Pengadaan laboratorium sentral sangat bermanfaat untuk pengendalian kualitas (quality control) terhadap pemeriksaan sitologi.

Masalah lain dalam usaha skrining kanker serviks ialah keengganan wanita diperiksa karena malu. Penyebab lain ialah kerepotan, keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan, rasa segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan kurangnya dorongan keluarga terutama suami. Banyak masalah yang berkaitan dengan pasien dapat dihilangkan melalui pendidikan terhadap pasien dan hubungan yang baik antara dokter/bidan. Di samping itu, inovasi skrining kanker serviks dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan bersamaan. Interval pemeriksaan sitologi (screening interval) merupakan hal lain yang penting dalam metode skrining.

Dengan begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita, ikut serta dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks dengan metode yang sederhana yaitu IVA tes.


3.        Pap Smear
Manfaat Pap Smear
Dapat mendeteksi secara dini adanya kondisi tidak normal dari sel-sel dinding leher rahim ( prekanker ) yang dapat berkembang menjadi sel kanker sehingga dapat dilakukan terapi secepatnya dan diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat kanker leher rahim ( ca cervic )




B.       Cara Kerja/ Langkah Pelaksanaan
1.        Sadari
Pemeriksaan  meliputi INSPEKSI (dicermati) dan PALPASI (diraba)
INSPEKSI dilakukan dengan duduk atau berdiri di depan cermin, posisi pertama dengan kedua lengan disamping tubuh dan posisi kedua lengan di angkat tinggi-tinggi. Diperhatikan apakah ada asimetri pada payudara, tumor, tarikan kulit (retraksi), perubahn warna kulit, kulit payudara berkerut seperti jeruk, putting susu mendelep (inversi), tarikan putting susu, erosi atau eksem puting susu.
 
PALPASI dilakukan dengan tetap duduk atau berdiri di depan cermin, atau dapat dilakukan berbaring dengan menaruh bantal tipis di bawah punggung sisi dengan sudut  900 yang akan di palpasi. Untuk palpasi payudara kiri, memakai telapak ujung jari ke2 s/d 5 tangan kanan, demikian sebaliknya. Raba seluruh payudara dengan seksama mulai dari putting susu secara radier atau sirkuler kearah keluar sampai ke ketiak, apakah terdapat tumor atau rasa nyeri. Pada akhir pemeriksaan, dilakukan pemijatan putting susu untuk melihat kemungkinan keluarnya cairan abnormal seperti cairan kuning jernih, keruh, nanah atau berdarah.

Pemeriksaan yang lain adalah pemeriksaan tali beha / kutang sebelum dicuci, apakah pada bagian dalam kupnya terdapat noda bekas secret putting susu. Skrining kanker payudara dilakukan secara aktif dengan tujuan mencari secara langsung adanya kanker payudara dini atau kelainan prakanker di masyarakat pada kasus asimtomatik (tanpa gejala) dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.

Ada beberapa macam skrining untuk kanker :
-          Skrining masal, pada smua golongan masyarakat tertentu.
-          Skrining selektif, pada golonga masyrakat yang mempunyai resiko tinggi.
-          Skrining multiple, dikerkajakan untuk beberapa jenis kanker tertentu dalam segolongan penduduk
-          Penemuan kasus kanker dini individual.

Cara skrining ialah cara yang paling sensitif, tetapi yang diperlukan sangat tinggi, sehingga hanya beberapa negara saja yang mampu melakukannya. Skrining payudara umumnya dikerjakan setiap 1 -3 tahun pada wanita yang berumur diatas 35 -45 tahun dalam satu daerah tertentu. Dilakukan pemeriksaan klinis oleh tenaga medis terlatih dan pemeriksaan mammografi (foto roentgen payudara).


2.      IVA Test
a. Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

b. Syarat ikut IVA TEST :
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

c. Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan

d. Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.


e. Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
iva.PNG
1.IVA negatif = Serviks normal.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.


f. Dimana Ada IVA TEST
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2. Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.


3.      Pap Smear
a.                  Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.

b.                  Bagaimana Pap Smear Dilakukan
Pap Smear dilakukan dengan mengusap spatula atau semacam kuas celak berbulu lembut untuk mengambil sel-sel dinding leher rahim yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk melihat kondisi sel-sel dinding leher rahim. Proses tindakan tidak menyakitkan dan tidak rumit, namun membuat sedikit tidak nyaman bagi wanita.

c.                   Siapa saja yang perlu dilakukan Pap Smear ?
Semua wanita mulai usia 18 tahun dan < 18 tahun apabila sudah melakukan aktivitas seksual secara aktif seperti sudah menikah
d.                  Waktu pemeriksaan
3 tahun sekali apabila hasil test normal atau tidak melakukan aktivitas seksual secara aktif.
2 tahun sekali bagi wanita dengan usia 65 tahun keatas dan setiap tahun apabila didapatkan hasil pap smear yang abnormal.
1 tahun sekali bagi wanita yang sudah diangkat rahimnya dengan hasil pap smear abnormal atau terdapat kanker saluran genital bawah lainya.
Apabila terdapat hasil yang abnormal, dilakukan pemeriksaan ulang dalam 4 bulan.


Sumber : materi kuliah
















































                                                                                                10



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar